Kisah Wijaya Bersaudara yang Berdayakan Petani dengan Pupuk Hayati

Risna Halidi Suara.Com
Minggu, 18 April 2021 | 11:25 WIB
Kisah Wijaya Bersaudara yang Berdayakan Petani dengan Pupuk Hayati
Freddy Wijaya dan Steven Wijaya dari Pupuk Hayati Dinosaurus (Suara.com/Risna Halidi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Hasil panen kita pernah sampai 43 kg per batang pohon singkong dengan rentang waktu empat sampai sembilan bulan," tambah Freddy.

Kata Freddy, ada perbedaan mendasar antara pupuk organik dengan pupuk hayati. Pupuk organik misalnua, lebih mengandung unsur hara NPK (Nitrogen, Phosphate dan Kalium) yang diekstrak dari bahan-bahan organik.

Sementara pupuk hayati mengedepankan kandungan mikroba dan jenis bakteri. "Bakteri ini yang kemudian berperan penting dan dapat membedakan antara pupuk organik dengan pupuk hayati," tambah Freddy.

Cara Kerja Pupuk Hayati 
Freddy bercerita, pada dasarnya pupuk hayati yang ia produksi dikembangkan dari mikroba alami tanah berupa bakteri baik yang kemudian dapat bekerja dan bersimbiosis dengan tanaman. Beberapa jenis bakteri yang digunakan di antaranya Streptomyeces sp., Azotobacter sp., Lactobacillus sp., dan Bacillus thuringensis.

Menikmati hasil kebun pupuk hayati di kebun dino. (Suara.com/Risna Halidi)
Menikmati hasil kebun pupuk hayati di kebun dino. (Suara.com/Risna Halidi)

"Bakteri ini yang berperan penting menyuburkan kembali tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman juga," ujar Freddy.

Pupuk hayati ini bisa digunakan untuk semua jenis tanaman mulai dari jenis pertanian, umbi-umbian, pohon buah, pohon hias hingga tanaman perkebunan.

Meski mengedepankan prinsip pertanian berkelajutan lewat produk organik dan hayati, Freddy sadar bahwa petani konvensional masih sangat bergantung dengan pupuk kimia bahkan peptisida untuk mengusir hama.

Untuk itu, pupuk hayati Dinosaurus dibuat untuk menyeimbangkan penggunaan peptisida dan pupuk kimia berlebihan yang terbukti dapat merusak lahan dan mengancam hasil pertanian di kemudian hari.

"Hadirnya pupuk hayati ini membantu proses penyerapan pupuk kimia dengan pupuk kandang ini lebih optimal lagi. Pupuk hayati juga bisa mengolah tanah, memecah mineral jadi tanah lebih siap diserap dan lebih efisien, termasuk dengan pupuk kandang."

Baca Juga: Lebih Dekat dengan Tanaman Porang, Si Umbi Tunggal Bahan Baku Shirataki

"Jadi pupuk kita tidak bisa berdiri sendiri, apalagi dengan kondisi tanah sekarang banyak yang kritis. Tapi kalau didukung pupuk kandang, kimia juga ada, itu akan sangat membantu perbaikan," tambah Freddy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI