6 Tantangan Korban Kekerasan Berbasis Gender Online Sulit Dapat Keadilan

Selasa, 20 April 2021 | 13:45 WIB
6 Tantangan Korban Kekerasan Berbasis Gender Online Sulit Dapat Keadilan
Ilustrasi depresi (Pixabay)

"Ketika proses berjalan di polisi dan diminta saksi ahli untuk perkuat laporan korban, kita kesulitan siapa ahli yang mau menangani kasus ini yang memang tidak berbayar semahal yang provit," ujarnya.

4. Forensik yang lengkap hanya di Polda Metro Jaya (PMJ)

"Kalau wilayah di Polsek, Polres, kita beberapa kasus dilimpahkan di sana, prosesnya cukup panjang. Karena harus dilimpahkan dulu ke PMJ terkait bukti digital. Jadi memang untuk kasus KBGO hampir rata-rata (proses hukum) di atas 1 tahun. 

5. Korban ketakutan dan pelaku tidak dikenal

"Rata-rata korban yang datang ke LBH APIK, dia tidak kenal dengan pelaku jadi kenal di sosmed. Lalu ada upaya bujuk rayu dari pelaku, kemudian korban mau mengirimkan foto. Setelah dikirimkan dengan syarat bahwa dia tidak akan menyebarkan, itu hanya konsumsi pribadi, ternyata itu dipakai pelaku untuk mengancam balik korban untuk meminta sesuatu dari korban, baik lakukan hubungan seksual, pemerasan, atau ancaman. Bahkan ketika menanyakan apakah pasti itu akun pelaku juga dia (korban) tidak bisa memastikan," paparnya.

6. Dalam kasus KBGO sidang masih dilakukan secara terbuka

"Padahal pasal yang dikenakan kesusilaan. Jadi kemungkinan juga ketika ada pertanyaan hakim, jaksa, maupun pengacara, yang sangat sensitif, itu membuat korban tidak nyaman memberikan keterangan," ujar Uli.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI