Memaknai Kemenangan di Hari Raya Idulfitri Ala Nabi Muhammad SAW

Kamis, 13 Mei 2021 | 11:17 WIB
Memaknai Kemenangan di Hari Raya Idulfitri Ala Nabi Muhammad SAW
Jemaah melaksanakan salat Idulfitri 1442 Hijriah di Masjid Jogokariyan, Mantrijeron, Kota Yogyakarta pada Kamis (13/5/2021) - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari Raya Idulfitri menjadi momen merayakan kemenangan umat muslim di seluruh dunia. Selain momen perayaan, Idulfitri juga menjadi saat yang tepat untuk menjalin silaturahmi dengan kerabat dan keluarga.

Di masa pandemi Covid-19, pemerintah menganjurkan silaturahmi digelar secara virtual, untuk menghindari risiko penularan virus Corona.

Terkait perayaan Idulfitri, Nabi Muhammad SAW mengatakan keutamaan di hari ini yang membuatnya berbeda dengan hari-hari lain.

Dilansir NU Online, salah satunya adalah ampunan bagi orang yang melaksanakan salat di Hari Raya Idulfitri.

“Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dari Nabi Muhammad , bahwa Nabi bersabda: ketika umat Nabi melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan dan mereka keluar untuk melaksanakan shalat Idul Fitri, maka Allah berfirman: wahai Malaikatku, setiap yang telah bekerja akan mendapatkan upahnya. Dan hamba-hambaku yang telah melaksanakan puasa Ramadhan dan keluar rumah untuk melakukan shalat Idul Fitri, serta memohon upah (dari ibadah) mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memaafkan mereka. Kemudian ada yang berseru, ‘wahai umat Muhammad, kembalilah ke rumah-rumah kalian, aku telah menggantikan keburukan kalian dengan kebaikan’. Maka Allah swt berfirman: wahai hamba-hamba-Ku, kalian berpuasa untukku dan berbuka untukku, maka tegaklah kalian dengan mendapatkan ampunan-Ku terhadap kalian.

Tidak hanya itu, makna Hari Raya bukan hanya tentang baju baru, melainkan ketaatan beribadah yang bertambah. Menurut Syekh Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Bujairomi dalam kitab Hasiyah al-Bujairami alal Khatib mengatakan:

“Faidah: Allah swt menjadikan tiga hari raya di dunia untuk orang-orang yang beriman, yaitu, hari raya jum’at, hari raya Fitri, dan Idul Adha. Semua itu, (dianggap hari raya) setelah sempurnanya ibadah dan ketaatannya. Dan Idul Fitri bukanlah bagi orang yang menggunakan pakaian baru. Namun, bagi orang yang ketaatannya bertambah. Idul Fitri bukanlah bagi orang yang berpenampilan dengan pakian dan kendaraan. Namun, Idul Fitri hanyalah bagi orang yang dosa-dosanya diampuni.” (Syekh Sulaiman al-Bujairami, Hasiyah al-Bujairami alal Khatib, juz 5, h. 412).

Bukan berarti di Hari Raya ini tidak boleh memakai baju baru. Tapi yang paling penting adalah kembali suci dan bersih, serta saling menjaga silahturahmi.

Bagaimana perayaan Hari Raya Idulfitri Anda dan keluarga?

Baca Juga: FOTO: Salat Id di Masjid Jogokariyan Terapkan Protokol Kesehatan Ketat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI