Infografis
Cupang sirip panjang ini juga memiliki warna yang tidak biasanya. Kita harus ekstra menjaga halfmoon karena ekornya yang rentan mengalami robek atau rusak.
6. Plakat
Nenek moyang semua ikan cupang. Ikan cupang plakat memiliki ekor yang lebih pendek dengan bentuk bulat atau sekop. Ikan cupang yang kuat dan agresif ini kurang rentan terhadap cedera dan penyakit.
7. Rosetail
Sejenis Betta halfmoon, rosetail atau Betta Feathertail juga memiliki ekor seperti kipas. Namun, ekornya memiliki percabangan berlebihan dan tumpang tindih dalam sinar siripnya yang menyerupai penampilan bunga mawar yang acak-acakan. Ada pula tampilan sedikit zig-zag yang disebut sebagai feathertail.
8. Round tail
Terkadang disalahartikan sebagai jenis cupang lain, Betta roundtail (atau cupang ekor kipas) memiliki satu ekor yang bulat dan penuh. Ekornya benar-benar membulat tanpa tepian lurus di dekat tubuh yang membuat sebagian besar ekornya berbentuk D.
9. Veiltail
Salah satu jenis ikan cupang paling populer, veiltail betta atau cupang cadar dikenal karena siripnya yang panjang dan spektakuler serta warnanya yang cerah. Para pemula biasanya memulai dengan memelihara veiltail karena sifatnya yang santai.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Hiu, Si Predator Laut yang Nyaris Punah
Ikan cupang memerlukan teman berbagi di akuarium yang tepat, yaitu dari ikan non-agresif. Pastikan kamu mengetahui jenis kelamin ikan cupang sebelum memasukkannya di akuarium. Dua ikan cupang jantan dalam tangki yang sama akan saling bertarung.
Cupang yang dibiakkan untuk memiliki sirip besar dan berat, tidak memerlukan banyak ruang dan aliran air yang tinggi bisa membatasi pertumbuhan dan perkembangan sirip mereka.
Tempatkan ikan cupang dalam akuarium yang lebih besar dengan filter serta pastikan asupan dan aliran airnya lancar. Penggantian air harus dilakukan setiap minggu. Selalu jaga temperatur suhu berkisar antara 78-80 derajat F.
Itulah 9 jenis ikan cupang yang bisa jadikan pilihan sebelum memilikinya beserta cara memelihara ikan cupang yang baik. Semoga bermanfaat.
Kontributor : Yulia Kartika Dewi
