Selain kekayaan wisata alam, budaya, juga makanan, menurut Tatty, desa Nggela patut menjadi contoh kehidupan mandiri di mana setiap kebutuhan masyarakatnya cukup terpenuhi dari alam.
"Orang menanam untuk kebutuhan pangan, orang menenun untuk kebutuhan sandang, orang juga menjaga hutan, menjaga kayu, untuk kebutuhan papan. Jadi harusnya bisa menjadi model untuk di banyak tempat bahwa semangat kemandirian itu bukan omong kosong, kita punya," ucapnya.
Pelelangan pakaian dan kain tenun sengaja dipilih sebagai salah satu bagian penggalangan dana, sebab menurut Tatty, tenun menjadi kekuatan bagi masyarakat Nggela. Dari 22 pakaian dan 3 kain tenun yang terjual, paling murang dibandrol seharga Rp 5 juta. Sedangkan harga tertinggi mencapai belasan juta rupiah.