Ia tidak segan-segan menggunakan barang bekas seperti furnitur jika itu bisa menghemat uang. Wang juga hanya menghabiskan 100 yuan atau Rp223 ribu untuk pakaian dalam setiap tahun.
Sementara semua pakaiannya adalah hasil dari sumbangan teman-temannya, yang audah tidak mau memakainya lagi. Ia juga mengatakan jika pergi keluar untuk minum atau makan dengan teman-teman terlalu mahal.
Pengakuan ini telah menarik banyak kritikan online dengan orang-orang memanggilnya "si pelit" dan mengklaim bahwa dia pasti menderita penyakit mental. Namun, Wang mengklarifikasi bahwa dia tidak pernah mendorong siapa pun untuk mengikuti gaya hidupnya dan bahwa setiap orang berbeda dan bebas untuk melakukan apa yang mereka inginkan.
Wang mengatakan bahwa, setelah bekerja di sebuah perusahaan periklanan dan pemasaran, dia mengetahui bahwa merek menciptakan kebutuhan buatan untuk meningkatkan perilaku belanja, yang pada akhirnya mengarah pada perilaku belanja kompulsif.
Dia mencontohkan gadis-gadis muda yang memulai dengan membeli merek kosmetik populer; seiring waktu mereka akan memiliki persyaratan kualitas yang lebih tinggi dan lebih tinggi, dan pengeluaran mereka akan selalu meningkat juga.
Jadi mereka akhirnya membayar barang yang sebenarnya tidak mampu mereka beli, demi merasa puas mendapatkannya.
Gaya hidup hemat Wang menciptakan kontroversi di media sosial Tiongkok, tetapi meskipun memiliki banyak kritik, Wang juga dianggap sebagai mentor oleh banyak anggota kelompok berbagi tip minimalis pribadinya.