Pembeli tidak butuh waktu perjalanan ke toko, memilih barang di toko, mengantri untuk membayar barang belanjaan, sampai waktu untuk kembali ke rumah. Alur tersebut terpangkas dan masyarakat juga tidak perlu repot membawa sendiri barang ke rumah, ini sebuah metode yang sangat memudahkan pembeli.
3. Tersedia fasilitas yang mudah untuk bertransaksi
Masing-masing e-commerce juga menyediakan metode pembayaran yang sangat beragam. Tersedia pilihan untuk menggunakan kartu kredit, debit, poin, sampai cash memakai metode cost of delivery (COD). Semua ini memudahkan masyarakat untuk membayar barang yang ingin dibeli sesuai dengan kapasitas keuangan masing-masing.
4. Tersedia diskon ekstra
Poin terakhir inilah yang menjadikan sejarah Harbolnas merajai kultur belanja di tengah-tengah masyarakat. Semua orang suka diskon, bila diskon yang biasanya jadi budaya offline diadakan juga pada budaya belanja online, tentunya masyarakat akan sangat senang menyambutnya.
Apalagi dengan tersedianya aplikasi belanja online yang bisa diakses kapan saja, masyarakat bisa melihat nilai diskon secara cepat. Selain itu, budaya Harbolnas sendiri pasti menyediakan promo menarik, banyak diskon yang ditawarkan dengan jumlah persen yang fantastis, ada juga gratis ongkir dan potongan belanja, ada juga yang menyediakan cashback.
Demikian sejarah Harbolnas yang selalu ramai dibicarakan kembali di akhir tahun. Tak heran, karena Harbolnas akan selalu hadir, setiap tahun pada tanggal 12.12 atau 12 Desember.
Kontributor : Mutaya Saroh
Baca Juga: Tokopedia atau Shopee, Siapa Jawara E-Commerce di Indonesia Tahun 2021?