Kita mungkin masih ingat sedikit dengan penggalan lirik lagu “Bukan Superman” yang dibawakan oleh grup band The Lucky Laki. Beberapa potong liriknya mengacu pada tekanan bahwa laki-laki harus selalu kuat, tangguh, dan tahan banting. Hal ini bisa dicirikan sebagai ˆtoxic masculinity loh! Mereka yang salah mengartikannya terkadang berlebihan dalam menangani perasaan sendiri. Mereka tidak mau terlihat sedih, marah, hingga mengeluh. Hal ini karena emosi dianggap sebuah kelemahan yang tidak boleh ditunjukkan pria.
4. Bisa memicu munculnya pelecehan seksual hingga KDRT
Toksis maskulinitas ini seringkali menjadi pemicu munculnya permasalahan dalam rumah tangga, seperti cekcok sampai KDRT. Hal ini dikarenakan mereka yang memiliki tekanan maskulinitas ini menganggap bahwa derajat mereka lebih tinggi dari wanita yang lemah dan berhak atas otoritasnya terhadap pasangan. Bahkan parahnya, toksik maskulinitas ini pula kerap menjadi pemicu tindak pelecehan seksual, loh!
5. Terlihat gelagat heteroseksisme dan homofobia
Terlihatnya gelagat heteroseksisme atau perilaku yang menentang keras hubungan sesama jenis ini memang tidak selalu identik dengan toksik maskulinitas, namun, seseorang yang salah kaprah tentagn maskulinitas bisa jadi sangat menentang homofobia.