Selain memilih pengembang properti yang terpercaya, pastikan untuk selalu mengecek syarat-syarat yang perlu dilakukan ketika membeli properti. Waspada terhadap sistem yang mewajibkan pembayaran uang muka yang terlalu besar atau sistem pembayaran yang kurang transparan.
2. Membeli Properti Tanpa Legalitas yang Jelas
Dalam konteks membeli properti yang sudah memiliki bangunan fisik atau properti secondary, selalu pastikan kalau legalitas dan kelengkapan dokumen properti tersebut tidak ada cela.
Dokumen-dokumen ini seperti akta jual-beli (AJB), perjanjian pengikatan jual beli (PPJB), pajak bumi dan bangunan (PBB), serta surat-surat penting lainnya. Pastikan juga bahwa properti terkait bukan properti yang telah disita, sengketa, atau warisan yang bermasalah.
Bukan hanya potensi biaya tambahan dan proses mengurus surat-suratnya yang memakan waktu dan tenaga, properti yang bermasalah secara hukum bisa berisiko menyeret Anda sebagai pembeli ke jalur hukum juga.
3. Tidak Melakukan Riset dan Survei yang Matang
Secara umum, ketika membeli properti untuk tempat tinggal pribadi atau investasi, langkah ini benar-benar tidak boleh terlewatkan. Melakukan riset pada properti incaran sebelum membelinya sangat krusial dan bisa menghindari kekecewaan atau kerugian di masa mendatang.
Mulailah dengan melakukan riset harga pasar yang wajar. Dengan demikian, Anda tidak begitu saja membeli dan bisa menolak ketika mendapat tawaran harga yang terlalu tinggi. Setelah riset, pastikan untuk selalu melakukan survei langsung ke lokasi properti yang akan dibeli.
Dengan datang dan melihat langsung, Anda bisa melakukan inspeksi mandiri. Melihat kualitas bangunan, interior, fasilitas, akses menuju ke lokasi properti, keadaan lingkungan sekitar, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan.
Bila hanya melihat dari brosur, media sosial, atau video saja, rasanya seperti membeli kucing dalam karung dan bisa saja tidak sesuai dengan keinginan.
4. Properti yang Kurang “Seksi”
Jika Anda melakukan langkah yang sebelumnya, kesalahan ini akan bisa dihindari. Membeli properti yang kurang “seksi” akan membawa kerugian untuk seorang investor properti. Terutama apabila target investasi untuk jangka pendek dan menengah dengan menyewakan properti tersebut.
Baca Juga: 4 Ciri-ciri Investasi Bodong, Waspada Jangan Sampai Tergiur Janji Palsu!
Properti yang kondisi bangunannya buruk, interiornya kurang indah, aksesnya sulit, tidak tersedia transportasi umum yang memadai, jaraknya jauh dari fasilitas umum esensial (kesehatan, pendidikan, rekreasi, dan belanja) malah akan jadi bumerang buat Anda.