Sambut Hari Hutan Sedunia, Yuk Jalan-Jalan ke Hutan Situ Gunung

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 21 Maret 2022 | 08:10 WIB
Sambut Hari Hutan Sedunia, Yuk Jalan-Jalan ke Hutan Situ Gunung
Laleilmanino di Hutan Wisata Situ Gunung (Foto: HII/Narawangsa Dheo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Mereka juga telah menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. Artinya, informasi terkait perubahan iklim dan jaga hutan sudah mereka rasakan sebagai bagian dari kehidupan mereka sehari-hari,” kata Ve lagi.

Insight terbesar: perubahan iklim itu nyata

“Sebelum pergi ke hutan kemarin, kami tahu ada isu tentang perubahan iklim dan tentang begitu banyaknya muatan perhatian yang dibutuhkan oleh alam. Hanya saja, kami tidak tahu secara mendetail tentang apa saja yang terjadi dan apa yang harus kami lakukan. Maka, penting sekali bagi kami untuk mengobrol lebih dalam dengan Kak Ve dan Kak Tian tentang isu tersebut, sekaligus merasakan isunya langsung di tempat yang sedang menjadi perhatian,” kata Nino.

Ve bercerita tentang pengalamannya mendokumentasikan dampak perubahan iklim di Indonesia. Mayoritas daerah yang ia teliti adalah daerah yang menjadi kekuatan Indonesia, yaitu lahan dan hutan, serta pesisir dan laut.

“Dulu kita belajar periode musim hujan dan musim kemarau. Kini kearifan lokal yang berbasis pada periode musim di masa lalu tak bisa berlaku lagi, karena musim telah bergeser. Masyarakat hutan yang bergantung pada kebun atau pertanian harus berinovasi memikirkan jenis bibit atau praktik berkebun atau bertani yang lebih produktif. Atau, masyarakat pesisir harus mencari alternatif, ketika tidak bisa melaut saat gelombang tinggi,” kata Ve.

Contoh lain yang diceritakan Ve adalah banjir rob dan bergesernya garis pantai, misalnya di utara Jawa atau utara Jakarta. Masjid yang awalnya berada di daratan sekarang berada hampir di tengah laut.

“Mendengar cerita-cerita seperti ini, kami seperti disadarkan kembali bahwa isu perubahan iklim ini memang sangat menyeramkan, ya. Jadi, kalau kita tidak beraksi sejak sekarang, kita sendirilah yang nanti akan merasakan kerugiannya,” kata Nino.

Saat Laleilmanino bertanya lebih jauh tentang penyebab kejadian tersebut, Tian menjelaskan, penyebabnya adalah aktivitas manusia yang berdampak pada perubahan iklim. Ia kemudian menambahkan soal kerusakan hutan, yang membuat anak muda perlu diingatkan kembali bahwa hutan punya kekayaan yang luar biasa, dan hanya akan terus bisa dinikmati, jika hutan terjaga dengan baik.

Enlightenment terpenting: Manusia harus turun tangan

Baca Juga: Asyik Main Flying Fox di Tengah Hutan, Anak Ini Alami Kemacetan Tak Terduga

Di tengah kegiatan jalan-jalan, Laleilmanino juga berkesempatan untuk berdiskusi dengan Ve dan Tian. Nino sempat bertanya, “Jika bukan manusia yang melakukan perbaikan terhadap alam, siapa lagi yang bisa? Bisakah alam memperbaiki diri sendiri?”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI