Suara.com - The real crazy rich alias orang kaya raya sesungguhnya, pengusaha Muslim-Tionghoa, Jusuf Hamka, terus menjadi sorotan saat ini, karena sosoknya yang dinilai sederhana dan dermawan pada sesama.
Berbeda dengan crazy rich yang gemar pamer harta di media sosial, konglomerat jalan tol itu justru memiliki gaya hidup apa adanya, yang membuatnya banyak dikagumi orang banyak.
Salah satunya ketika Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini akan mencukur rambut.
Dibandingkan pangkas rambut bintang lima, dengan fasilitas lengkap dan ber-AC, Jusuf Hamka malah lebih memilih tempat yang sederhana, di pinggir kali kawasan Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Hal tersebut terlihat dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagramnya @jusufhamka. Saat itu, kisah lelaki 64 tahun ini mengungkap jika dirinya baru saja selesai berkunjung ke rumah seorang teman.
"Saya melihat di pinggir kali di samping jembatan jalan masuk Komplek TNI AL, ada pondokan cukur "Kharisma". Tempatnya bersih sekali dan langsung saya minta cukur pendek," tulisnya menjelaskan dalam keterangan video.
Lucunya, karena saat itu masih ada seorang pelanggan yang tengah dicukur, lelaki yang memutuskan menjadi mualaf pada usia 23 tahun ini pun tampak bersedia mengantri, dengan duduk di pinggir gang sempit.
"Alhamdulillah saya lagi nunggu tukang cukur. Saya mau cukur di depan, tidak ada tempat menunggu, jadi ini dia,” katanya.
Tampak ia bercengkrama dengan seorang bocah hingga tukang cukur itu selesai memotong rambut pelanggan pertamanya.
Baca Juga: Kenal Doni Salmanan dari Medsos, Gigi Ruwanita Akui Mantan Suami Pernah Jadi Juru Parkir
Tak lama, Jusuf Hamka pun kembali masuk ke pondokan cukur AsGar atau Asli Garut tersebut. Sembari menunggu potong rambutnya selesai, komisaris dari sebuah media ini pun bercengkrama dengan si tukang cukur perihal uang sewa tempat sederhana tersebut
Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, tukang cukur bernama Itang itu harus menyewa bangunan di bantaran kali Bendungan Hilir dengan harga Rp 1,2 juta perbulan, yang sudah termasuk tempat tinggalnya, atau sekitar Rp 40 ribu perhari.
Saat itu si tukang cukur terlihat mengungkapkan rasa bahagianya bisa bertemu dengan Jusuf Hamka. Terlebih, saat waktu maghrib tiba, ia mengatakan sempat memiliki perasaan kurang enak.
"Pak Itang bilang, tadi dia sebelum salat magrib hatinya galau. Terus dia shalat dulu, selesai salat tau-tau kedatangan saya yang selama ini dia selalu berharap-harap bisa jumpa," tulis dia lagi.
Menurut lelaki yang masuk Islam setelah bertemu dengan Ulama Buya Hamka pada 1981 itu, ini merupakan takdir Allah yang menggerakkan kakinya ke tukang cukur tersebut.
"Allah gerakkan kaki saya untuk menghilangkan galaunya dan menghibur hatinya. Semoga tempat "PANGKAS RAMBUT KHARISMA", bisa bertambah banyak pelanggannya dan mendapatkan rezeki bagaikan Bintang 5. Amin yra," pungkasnya.