Suara.com - Baru-baru ini nama Raffi Ahmad dipermasalahkan oleh pengacara Firdaus Oiwobo. Pasalnya, Raffi Ahmad sering menggunakan kata ‘sultan’ dalam panggilannya. Hal tersebut yang membuat Firdaus mengatakan akan memproses hukum suami Nagita Slavina itu.
Dalam rekaman video yang diunggah akun Tiktok @maniakgamers39, Firdaus Oiwobo menegur Raffi Ahmad yang menggunakan kata ‘sultan’. Seperti yang diketahui, Raffi memang sering disebut dengan nama Sultan Andara.
Tidak hanya Raffi Ahmad, Firdaus juga menegur Andre Taulany yang juga sering menggunakan kata ‘sultan’ di panggilannya.
![Raffi Ahmad [YouTube Rans Entertainment]](https://media.suara.com/pictures/original/2022/08/31/39304-raffi-ahmad.jpg)
"Termasuk Sultan Andara, Bung Raffi ya kita tanya tuh, anda sultan apa, darimana dasarnya. Termasuk Sultan Bintaro tuh, Si Andre taulany, anda dapat darimana gelarnya," ucap Firdaus.
Tidak seperti Raffi Ahmad dan Andre Taulany, Firdaus mengaku kalau ia memiliki darah keturunan sultan. Namun, ia mengatakan, dirinya tidak berani menggunakan gelar tersebut.
"Semetara saya saja sebagai cicit kandungnya sultan, tidak berani mengaku sultan walaupun sudah memiliki gelar tersendiri," jelasnya.
Ucapan Firdaus yang menegur Raffi Ahmad dan Andre Taulany itu lantas langsung menimbulkan banyak pembelaan dari warganet.

Menurut beberapa warganet, Raffi dan Andre tidak membuat istilah tersebut. Hal ini karena yang menyebut keduanya sultan yaitu warganet sendiri. Namun, apa sih sebenarnya arti sultan tersebut?
Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sultan berarti raja dan baginda. Biasanya kata sultan dipakai oleh seorang raja yang memerintah sebuah kawasan atau daerah tertentu.
Baca Juga: Ngaku Panglima Kesultanan, Pengacara Dukun se-Indonesia Bakal Laporkan Raffi Ahmad dan Andre Taulany
Sementara dari situs Tentangnama, sultan sering digunakan pada negara dengan penduduk mayoritas Islam. Sultan merupakan sebuah sapaan yang diberikan kepada seorang penguasa. Dalam bahasa Arab, sultan juga diartikan sebagai kekuasaan dan kekuatan. Oleh karena itu, penggunaan kata ini dipakai pada seorang penguasa, khususnya negara Islam.