Dilansir Alif, secara literat, bibit mempunyai makna latar belakang seseorang yang berupa garis keturunan calon pasangan dalam kaitannya hal ini bibit dimaknai orang tua atau keluarga yang akan menjadi wali dalam pernikahan.
Sementara bebet dapat dimaknai sebagai latar belakang seseorang dari segi kematangan dan kemapanan tingkat ekonomi calon pasangan dan juga keluarganya.
Sedangkan bobot dapat diartikan sebagai kualitas diri dari calon pasangan yang dapat diimplikasikan dari segi kepribadian, pendidikan, maupun pencapaian dari calon pasangan kita.
Jika ditelaah lebih mendalam, bibit, bebet, bobot di atas masih ada korelasinya dengan hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari yang artinya sebagai berikut:
"Perempuan itu dinikahi karena empat hal. Hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Rebut dan pilihlah perempuan yang beragama. Jika tidak, kedua tanganmu akan lengket ke tanah." (HR. Bukhari, no. 5090).
Dengan kata lain, jika tidak karena hartanya (bebet), keturunannya (bibit), maka pilihlah perempuan karena kecantikan dan agamanya (bobot).
Namun demikian akan sangat bijak sekali bagi kita untuk memilih jodoh dengan sosok perempuan yang berpangku pada sifat rahman dan rahimNya. Mengasihi dan menyayangi jodoh kita sepenuh hati karenaNya bukan karena previllages-nya, menerima segala bentuk kekurangannya dan mulai membangun rumah tangga dengan “pondasi” rahman dan rahim-nya.