Ketika kesedihan mulai terasa, Anda akan meluapkannya melalui kemarahan. Pada fase ini, tidak jarang emosi negatif yang Anda miliki justru tersalurkan pada orang-orang yang tidak bersalah, seperti keluarga, teman, bahkan benda mati.
Kondisi ini terjadi karena kemarahan bisa menyembunyikan kesedihan yang dimiliki. Sayangnya, Anda tidak jarang justru menyalahkan orang lain atas apa yang sedang terjadi.
3. Bargaining atau berharap
Pada fase patah hati ini, kepala Anda akan terus mengajukan pertanyaan seperti "bagaimana jika…", "kalau saja…", dan sebagainya.
Pertanyaan yang muncul dari pikiran Anda sendiri itu terbentuk karena masih adanya pengharapan bahwa hubungan masih bisa diperbaiki.
Bargaining kerap dianggap sebagai garis pertahanan dalam melawan emosi kesedihan. Ini memang akan membuat Anda menunda kesedihan. Namun, ingatlah bahwa penundaan tidak akan bertahan dalam waktu yang panjang.
4. Depression atau depresi
Fase patah hati pada pria selanjutnya adalah depresi. Seseorang yang berada pada fase ini sebenarnya sudah cukup baik. Sebab, mereka sudah mulai menyadari akan apa yang sedang terjadi.
Namun tidak jarang seseorang yang patah hati akan terperangkap di fase depresi. Jika Anda merasakannya, jangan ragu untuk membicarakannya dengan psikolog.
Baca Juga: Paula Verhoeven Patah Hati Gara-Gara Song Joong Ki Nikah: Padahal Kenal Juga Engga
Pada fase depresi, seseorang mungkin akan banyak mengisolasi diri dan berani menunjukkan kesedihan. Pasalnya, dia sudah kembali ke realita dan menyadari 'kesialan' seperti apa yang dimiliki.