Caranya dengan memprediksi waktu ovulasi yang biasanya dimulai sejak hari ke-12 hingga ke-14 dari hari pertama menstruasi. Periode masa subur dihitung dari 5 hari sebelum tanggal ovulasi dan 1 hari setelah ovulasi. Selama masa ini, pasangan perlu menghindari berhubungan intim untuk mencegah kehamilan. Sayangnya, metode ini tidak cocok untuk diterapkan bila siklus menstruasi tidak teratur.
2. Mengeluarkan penis sebelum ejakulasi
Mengeluarkan penis dari vagina saat ejakulasi juga menjadi salah satu cara yang efektif untuk mencegah kehamilan. Namun, cara ini memerlukan pengendalian diri yang kuat dari pria dan kemampuan memperkirakan waktu yang tepat untuk segera mengeluarkan penisnya dari vagina.
Akan tetapi, cara ini tidak mampu menjamin cairan praejakulasi yang mengandung sperma masuk ke dalam vagina dan membuahi sel telur. Selain itu, cara ini juga tidak memberikan perlindungan dari penyakit menular seksual dan infeksi lainnya.
3. Menggunakan metode amenore laktasi
Metode amenore laktasi hanya digunakan ketika ibu menyusui memberikan ASI eksklusif. Metode ini bekerja dengan cara menghambat keluarnya sel telur dari ovarium karena pelepasan hormon prolaktin, yaitu hormon yang bertugas merangsang produksi ASI.
Cara mencegah kehamilan ini dapat bertahan selama 6 bulan setelah melahirkan jika wanita belum kembali mengalami menstruasi. Apabila bayi sudah makan selain ASI dan siklus menstruasi sudah kembali normal, wanita dapat memilih alat kontrasepsi lainnya untuk mencegah kehamilan.
4. Menggunakan kondom
Penggunaan kondom, baik pada pria maupun wanita, bisa menjadi cara yang efektif untuk mencegah kehamilan. Kondom pria dan kondom wanita hanya berfungsi jika pemakaiannya benar dan ukurannya yang sesuai. Oleh karena itu, pelajari cara menggunakannya sebelum berhubungan seksual.
Baca Juga: Aurel Hermansyah Syok Saat Tahu Hamil Lagi: Aku Trauma
Selain mencegah kehamilan, menggunakan kondom saat berhubungan seksual juga dapat mengurangi risiko terjadinya penyebaran penyakit menular seksual.