Suara.com - Ada satu istilah yang sering diucapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat sedang berbicara tentang pemilihan presiden (Pilpres) 2024, yakni cawe-cawe. Istilah itu beberapa kali diungkapkan Jokowi dalam waktu berbeda.
Jokowi mengucapkan istilah cawe-cawe saat menggelar pertemuan dengan beberapa ketua umum parpol di Istana Negara pada tanggal 2 Mei 2023. Ketika itu, ia menegaskan kalau tindakannya memanggil para petinggi parpol bukan untuk cawe-cawe.
Namun, pernyataan berbeda disampaikan Jokowi ketika lakukan pertemuan di Istana Negara bersama dengan para pemimpin redaksi juga sejumlah content creator. Jokowi mengatakan bahwa Pilpres 2024 merupakan kepentingan nasional yang krusial sehingga ia merasa perlu ikut cawe-cawe.

"Ini demi kepentingan nasional, memilih pemimpin pada 2024 sangat krusial penting sekali. Saya tidak akan netral karena ini kepentingan nasional," kata sang Presiden di Istana, Jakarta, Senin (29/5/2023) sore.
Apa sebenarmya arti cawe-cawe tersebut?
Istilah cawe-cawe telah ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan memiliki arti ikut membantu, mengerjakan, atau ikut menangani. Kata itu sebenarnya berasal dari bahasa Jawa.
Secara harfiah, cawe-cawe biasanya diartikan sebagai tindakan ikut campur di dalam suatu hal atau suatu urusan yang tak seharusnya menjadi tanggung jawab atau kewenangan seseorang.
Selain itu, kata cawe-cawe juga bisa diartikan sebagai tindakan ikut campur atau campur tangan dalam suatu urusan atau keputusan tertentu, khususnya dalam konteks politik.
Tetapi, dalam bahasa Jawa sendiri, istilah cawe-cawe bisa memiliki banyak arti tergantung dari konteks kondisi yang terjadi. Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa makna dari istilah cawe-cawe:
1. Melihat-lihat atau mengamati