Di sisi lain, alasan mereka menjual kesedihan ini karena adanya perasaan iri karena orang-orang mungkin mendapat perhatian lebih di media sosial. Oleh sebab itu, mereka menginginkan hal yang sama.
Meski demikian, alasan seseorang melakukan hal ini bisa jadi karena berbagai faktor. Misalnya, orang tersebut kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya saat kecil. Selain itu, hubungan keluarga yang tidak harmonis bisa juga jadi penyebab. Bahkan, rasa kesepian dapat menjadi faktor mereka menceritakan kisah sedih agar bisa diperhatikan.
Psikolog Klinis lainnya, Baijesh Ramesh menegaskan, ketika mereka membagikan cerita sedih ini juga bukan berarti tidak benar terjadi. Pasalnya, ada orang yang memang benar merasa kesepian sehingga ia mengekspresikannya dengan cerita sedih itu.
Namun, ada juga yang memang hanya ingin mencari perhatian demi mendapat validasi dari orang lain. Mereka memanfaatkan kisah sedih tersebut agar orang lain merasa simpati dan memberikan perhatian untuknya. Oleh karena itu, hal ini kembali lagi dengan motif yang dimiliki orang tersebut.