4. Motif Penganiayaan
Ketika ditanya motif membunuh anaknya sendiri N mengaku bahwa ia sudah kesal dengan R yang kerap ketahuan mengambil ponselnya.
Selain itu, warga sekitar mengaku bahwa setelah perceraian orang tuanya, R lebih sering tidur di rumah sang kakek atau pos ronda. R juga diketahui telah putus sekolah dan kerap mencuri untuk mencari makan.
Sang kakek pun terlihat sering kesal dengan cucunya dan dengan berani memukulinya, terutama sebelum sang kakek terkena stroke.
5. Dibuang dalam kondisi hidup
Saat sudah di atas motor, N mengaku bahwa sang anak upanya masih hidup. Namun mengetahui hal tersebut tidak membuat N menolong R tetapi justru tetap bergegas membawa R ke saluran irigasi sesuai dengan rencananya.
6. Kalimat terakhir korban
Kepada polisi, N mengatakan bahwa sang anak masih bisa bicara meski tubuhnya telah penuh darah dan luka.
N mendengar bahwa kalimat terakhir yang diucapkan oleh R adalah “Ma sakit Ma, Ma saya ngantuk Ma, capek Ma”.
Baca Juga: Profil Indira Chunda Thita, Anak Syahrul Yasin Limpo Ternyata Bukan Orang Kaleng-kaleng!
Namun lagi-lagi, suara R tidak juga mengetuk pintu hati N. Ia tetap membawa sang anak dengan bantuan paman korban.
7. Tanggapan kriminolog
Agustinus Pohan selaku Kriminolog Universitas Parahyangan (Unpar) mengaku bahwa kasus ini sangatlah ekstrem dan aneh. Terlebih, motif pelaku hanya sebatas telepon genggam dan pelakunya adalah ibu kandung sendiri.
Agustinus juga menilai bahwa para terduga pelaku sebaiknya dilakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk terkait kondisi psikologisnya.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri