Suara.com - Siapa sangka, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok merupakan kandidat paling bontot saat dipilih mendampingi Joko Widodo. Ketika itu, pasangan Jokowi-Ahok maju dalam pemilihan Gubernur DKI 2012.
Berawal ketika putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, mengonfirmasi bahwa ayahnya sempat menawarkan posisi calon wakil gubernur kepada Sandiaga Uno. Namun, ditolak. Lalu, pilihan itu jatuh ke Ahok.
"Pada pemilihan Gubernur DKI 2012, bapak saya mengajak Pak Sandiaga Uno, tapi ditolak. Di situ ditawarkanlah pak Ahok," ujar Kaesang seperti dikutip dari kanal Youtube miliknya, Kamis (12/10/2023).
Ahok pun berkisah, sewaktu itu ada beberapa pihak yang menginginkan agar Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Ketika itu, Jokowi diminta untuk mencari wakil yang paling pantas.
"Ada tim yang ingin pak Jokowi jadi Gubernur DKI. Saat itu, disuruh nyari wakil yang paling pantas untuk beliau," kata Ahok.
Lalu, munculah 12 nama kandidat. Kata Ahok, namanya berada di urutan paling bontot, yakni ke-12. Setelah disurvei dan disaring, ternyata tetap saja nama Ahok berada di posisi paling buncit.
"Ketika itu, keluar 12 nama. Nama saya berada di nomor 12. Disurvei lagi, tetap nama saya paling bawah. Udah tinggal 3 nama nih, saya tetap di paling bawah," tutur Ahok.

Pun Ahok mengatakan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri sempat meminta ke Jokowi untuk meminta 2 nama yang menjadi kandidat calon wakil gubernur DKI saat itu.
"Ibu Mega bilang ke pak Jokowi saya minta dua nama untuk jadi wakil. Lalu diputuskan, (di antara dua kandidat itu) dimasukkan nama Ahok," terang Ahok.
Ketika itu secara hitungan politik, nama Ahok dinilai bisa membuat pamor dan popularitas Jokowi malah menurun. "Faktor minus ini," ujar pria yang saat ini menjabat Komisaris Utama Pertamina itu.