
Namun setelah korban mengirim foto sesuai aturan survei, pelaku mendadak menghilangkan jejak. Pesan-pesan yang dikirim di akun Instagram korban juga langsung dihapus oleh pelaku. Pelaku kemudian mulai menjual foto-foto korban ke mahasiswa lain.
"Orangnya kasih template persetujuan dan setelah temenku mengirim fotonya, akun Instagram (temanku) dan semua pesannya di-unsend oleh orang tersebut. Beberapa hari setelahnya, ada akun tele chat kalau dia sudah menjual (foto korban) ke anak-anak kampus dan malah ngasih syarat seperti foto di bawah," terang akun ini.
Akhirnya setelah dikonfirmasi pihak kampus, memang benar jika mahasiswi IPK berkuliah di UBT. Namun mahasiswi tersebut tidak pernah melakukan survei tugas akhir di atas. Sontak terungkap bahwa pelaku sengaja mencuri identitas mahasiswi UBT untuk melancarkan aksi pelecehannya.
"UBT mohon kerja samanya karena ini mengatasnamakan Universitas Borneo Tarakan. Setelah kita menghubungi pihak UBT-nya, ternyata memang benar adanya mahasiswa bernama persis di atas," papar akun ini.
"Namun, mahasiswa tersebut gak pernah melakukan survey serupa. Sepertinya data diri mahasiswa tersebut dicuri dan dipakai untuk membuat akun Instagram baru dan melakukan modus tersebut," sambungnya.
Akibat kasus sang teman, akun ini meminta publik untuk waspada jika menemukan survei serupa demi mencegah kasus pelecehan seksual.
"Hati-hati ya guys in kasusnya beragam, ada pencurian data diri juga buat nipu orang dengan modus survei tugas akhir," pesan @/DEMIAPELU.