Stiker tersebut tertempel di tutup toples, padahal anggaran untuk program ini menggunakan anggaran dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), bukan APBD.
4. Ada muatan politis
Di sisi lain, Qonita juga menyoroti para kader puskesmas yang menggunakan pakaian yang warnanya kental dengan salah satu partai tertentu ketika membagikan menu tambahan ke masyarakat.
Menurutnya, foto-foto para kader tersebut sudah tersebar luas sehingga Qonita khawatir jika terjadi percikan-percikan serta isu menjelang tahun politik 2024.
"Banyak sekali foto-foto kader yang menyerahkan menu PMT ini mengenakan afiliasi salah satu partai politik," ucap Qonita.
5. Berganti mitra
Kejanggalan selanjutnya terletak pada mitra yang berubah. Kadinkes Depok Mary Liziawati menuturkan bahwa Pemkot telah mengganti vendor WUB di Kecamatan Tapos karena salah memberi menu tambahan dalam program PMT di sana.
Menurutnya, penggantian vendor adalah imbas dari ketidaksesuaian menu program PMT yang disajikan oleh vendor tersebut di Kecamatan Tapos.
“Ya mereka kan ketidaksesuaian menu hari pertama. Jadi akhirnya dievaluasi, dirasa belum memenuhi ketentuan yang ada," beber Mary.
Baca Juga: BRI Life Peduli Anemia dan Stunting Indonesia di Nusa Tenggara Timur
Kontributor : Damayanti Kahyangan