"Gue makan tuh obat. Guebjadi multitasking, gue bisa bales chat orang sambil sambil ngobrol sama orang. Ih dari kemarin tuh gue pinter sebenernya. Gue dr kemarin tuh jadi kayak nggak nafsu makan," pungkasnya.
Pengobatan ADHD

Dikutip Halodoc, langkah pengobatan ADHD pada dewasa tergantung pada tingkat keparahan gejala yang dialami oleh pengidap. Terkadang mereka menjalani kombinasi obat-obatan dan psikoterapi guna memaksimalkan dan mempercepat proses penyembuhan.
Obat bekerja sebagai stimulan guna menurunkan tingkat keparahan gejala. Efek sampingnya cenderung ringan dan jarang dialami. Namun, risiko efek samping akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Dua kategori obat yang diresepkan adalah amfetamin dan methylphenidate. Kedua jenis obat ini bekerja dengan meningkatkan perhatian. Caranya dengan mengubah cara kerja dopamin dan norepinefrin.
Dopamin merupakan zat kimia dalam otak yang menimbulkan sensasi menyenangkan. Sementara norepinefrin adalah obat yang bekerja dengan menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
Efek samping penggunaan obat yang umum dialami, antara lain insomnia, penurunan nafsu makan, gangguan kecemasan, dan sakit kepala. Karena itu, pemberian dosis umumnya dimulai dari tingkat rendah yang dinaikkan secara bertahap.
Tak hanya itu, obat juga bisa meningkatkan tekanan darah atau detak jantung. Pemeriksaan tekanan darah secara berkala sangat disarankan saat proses pengobatan berlangsung.
Seperti diketahui, ADHD termasuk ke dalam jenis gangguan mental. Meski umumnya dialami oleh anak-anak, orang dewasa juga rentan mengalaminya.
Baca Juga: Lesti Kejora Unggah Foto Keakraban Bareng Aaliyah Massaid, Fans Fuji Berang Kasih Komentar Ini
Ini dipicu oleh gangguan perkembangan saraf. Pengidap akan mengalami penurunan atensi, disorganisasi, impulsif dan hiperaktif. Sebanyak 2.5 persen populasi orang dewasa di dunia mengalaminya.