Dalam hal ini juga bukan berarti menghina pandangan ajaran Non-Muslim. Pasalnya, kalau Non-Muslim melakukannya maka tidak masalah. Hal ini karena itu adalah keyakinan mereka yang harus dihargai.
Di sisi lain, keputusan Muslim untuk tidak meniupkan terompet ini juga harus dihargai. Jadi sama-sama berpegang teguh pada kepercayaan masing-masing.
“Kemudian ini adalah lingkaran kaum muslimin. Dan buat kaum Nasrani dan sebagainya ini bukan menghina cara meniup terompet karena Anda juga boleh mengatakan apa yang dikatakan orang muslimin salah. Itu tidak masalah karena itu keyakinan Anda dan ini keyakinan kaum Muslimin,” kata Buya Yahya.
Menurutnya, yang menjadi masalah adalah ketika kebudayaan agama itu yang dicaci dan diolok-olok. Hal ini karena dalam Islam dilarang mengolok-ngolok cara ibadah orang-orang. Untuk itu, penting menghargai ajaran agama sesuai kepercayaan masing-masing.
“Ya nggak boleh itu mencaci dan mengolok karena tidak dianjurkan dalam Islam. Sebab orang punya cara ibadah masing-masing sesuai ajaran agamanya masing-masing,” pungkasnya.