Suara.com - Bullying atau perundungan yang terjadi di Binus School Serpong tengah menjadi topik perbincangan hangat. Dalam peristiwa ini, diduga ada puluhan siswa yang terlibat, di antaranya ada anak sulung Vincent Rompies.
Beberapa siswa yang terlibat itu juga diketahui telah dikeluarkan tergantung apa perannya. Adapun para pelaku tergabung dalam kelompok bernama 'Geng Tai' (GT). Berikut sederet fakta tentang grup tersebut.
1. Sudah Berjalan 9 Generasi
Geng Tai disebut telah berjalan selama sembilan generasi dan dimulai pada jenjang menengah atas (SMA). Kelompok ini dipimpin oleh siswa-siswa kelas 12 yang mereka sebut agit. Hal tersebut diungkap oleh ibu korban.
"Kelompok ini telah berlangsung selama 9 generasi dan dimulai pada masa sekolah menengah atas. Agit tersebut akan merekrut anggota untuk bergabung dengan geng-geng ini," tulis ibu korban di akun media sosialnya.
2. Merekrut dengan Kekerasan
Dikatakan pula bahwa setiap ada anggota baru, maka agit akan melakukan kegiatan berbau kekerasan. Anggota baru juga diminta untuk menuruti kemauan para anggota lama agar bisa disebut resmi masuk dalam geng.
Biasanya, anggota baru itu diminta untuk membelikan makanan dan meneriakkan nama. Selain itu, mereka bisa mendapat perlakuan keras dari para senior bahkan hingga mengalami pelecehan seksual.
3. Anggota Baru Diimingi Imbalan
Baca Juga: Ironis! Tingkah Anak Vincent Rompies Diungkap Penjaga Warung Ibu Gaul Sebelum Kasus Bullying
Ibu korban juga mengatakan bahwa anggota baru akan diiming-imingi imbalan agar mau bergabung dengan Geng Tai. Mulai dari ditawari sejumlah uang sampai mempunyai akses tempat parkir dekat dengan sekolah.
“(Ada) imbalan untuk bergabung dengan geng-geng ini bervariasi, seperti ditawari uang untuk bergabung, memiliki akses ke tempat parkir dekat binus,” tulis ibu korban.
Di sekolah elit tersebut, para siswa yang tergabung dalam Geng Tai memiliki status lebih tinggi. Sementara mereka yang menolak bergabung dalam geng akan menerima perlakuan tidak enak seperti dirundung.
4. Melakukan Penyimpangan
Dalam mencari anggota baru, para agit biasanya berkumpul di sebuah warung kecil yang berada di belakang sekolah. Tempat yang bisa dibilang menjadi basecamp kelompok itu diberi nama Warung Ibu Gaul.
Mereka disebut selalu berkumpul di sana saat pulang sekolah. Tak hanya mengumpulkan anggota baru, mereka juga dikatakan melakukan tindakan menyimpang. Mulai dari merokok hingga aksi kekerasan.