Hal ini membuatnya tidak populer di kalangan oposisi Iran dan menyebabkan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadapnya.
3. Menjadi pemimpin Iran pertama yang mendapatkan sanksi dari Amerika Serikat
Ia telah lama menentang keterlibatan dengan Barat dan merupakan sekutu dekat Pemimpin Tertinggi Ayatollah Seyyed Ali Hosseini Khamenei.
Hal inilah yang membuat Departemen Keuangan AS memberikan sanksi kembali kepada Raisi, setelah sanksi sempat diringankan pada masa pemerintahan Hassan Rouhani.
Mereka mengutip partisipasinya dalam "komisi kematian" tahun 1988 dan juga laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menunjukkan bahwa pengadilan Iran menyetujui eksekusi setidaknya sembilan anak antara tahun 2018 dan 2019.
Raisi juga sering kali berbicara menantang menenpatkan Iran berada dalam ketegangan dengan Amerika Serikat dan Israel. Bahkan menyatakan kedua negara tersebut sebagai musuh bebuyutannya.
4. Menentang serangan Israel ke Gaza
Dilansir Aljazeera, Iran di bawah kepemimpinan Raisi telah terang-terangan mengutuk serangan brutal Israel terhadap warga sipil Palestina, begitu pula sekutu regionalnya yang disebut sebagai “poros perlawanan” terhadap Israel dan sekutu Baratnya.
Pada awal April, gedung konsulat Iran di Damaskus diserang dalam serangan yang dituduh dilakukan oleh Israel, menewaskan tujuh orang termasuk seorang komandan utama dan wakilnya.
Baca Juga: Tanda Tanya Di Balik Jatuhnya Helikopter Tewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi
Selama hampir dua minggu, setiap ucapan Raisi menjadi sasaran pengawasan ketat seiring dunia menunggu tanggapan Teheran.