Pesona Singapura tak berhenti di Bugis Street. Masih ada kawasan populer lain yang jadi daftar wajib untuk dikunjungi. Tak lain adalah Haji Lane.
Begitu menginjakkan kaki di Haji Lane, kami langsung disambut oleh suasana yang energetik dan penuh warna. Terletak di Kampong Glam, Haji Lane adalah jalan yang penuh kejutan, menawarkan mural yang memukau dan toko-toko unik yang menggugah rasa ingin tahu kami.
Dulu, Haji Lane adalah pusat perdagangan dengan rumah-rumah toko sempit. Kini, kawasan ini telah bertransformasi menjadi galeri seni terbuka dengan mural dan seni jalanan yang mengisahkan warisan budaya yang beragam. Dekorasi artistik dan warna-warni yang memikat membuat mata kami terus menerus disuguhi pemandangan menarik.
Di sepanjang jalan ini, kami menjelajahi butik-butik fashion independen dan kafe hipster. Setiap toko menawarkan sesuatu yang unik, dari pakaian trendi hingga barang kerajinan tangan yang memikat. Salah satu tempat yang kami pilih untuk makan siang adalah Fatt Choy Eating House.
![Kuliner di Fatt Choy Eating House. [Suara.com/Farah Nabilla]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/09/03/24803-kuliner-di-fatt-choy-eating-house.jpg)
Kami disambut hidangan pembuka Ngoh Hiang Roll, gilingan udang dibalut kulit tofu yang gurih dan renyah ditemani segarnya Lemon Tea. Sebagai menu utama, pemilik restoran ini menawari kami Wagyu Beef Noodle dengan kuah segar dan tekstur mi yang kenyal. Sebagai penutup, suguhan House-Made Kaya Ice Cream with Churro melengkapi makan siang kami di tempat bernuansa tradisional Cina ini.
Urusan perburuan foto, Haji Lane tak pernah mengecewakan. Dinding yang dihiasi mural berwarna-warni dan dekorasi artistik memberikan latar belakang yang sempurna untuk foto-foto kami. Mural Aztec yang mencolok menjadi latar belakang ideal untuk selfie yang menawan.
Dengan lokasinya yang strategis dan hanya beberapa menit dari Stasiun MRT Bugis, Haji Lane sangat mudah diakses. Menjelajahi kawasan ini terasa sangat nyaman, dan kami tidak perlu khawatir tentang transportasi.
Lou Shang: Nostalgia dan Kuliner dalam Suasana HDB
Malam hari berikutnya, kami melangkah ke Lou Shang. Sebuah tempat di kawasan Prinsep, tak jauh dari tempat kami menginap di Lyf Bugis Singapore. Suasana nostalgia segera menyelimuti kami.
Baca Juga: Pantas Soimah Tak Bingung Meski Jarang Job di TV, Ternyata Koko Bisnisnya Banyak
Terletak di lantai dua Mama Diam, kafe dan bar ini menawarkan pengalaman unik dengan tema HDB (Housing Development Board), membawa kami kembali ke era 1980-an dan 1990-an Singapura. Detail-detail seperti kotak surat berantakan dan pintu lift tua yang menjadi pintu masuk rahasia menyentuh kenangan masa lalu kami.