Suara.com - Saat melangkahkan kaki di Bugis Street, hiruk-pikuk kota yang penuh warna langsung menyambut kami. Aroma menggoda dari makanan jalanan, campuran rempah dan manis yang menguar dari setiap sudut, langsung menyapa indera penciuman kami.
Terletak di jantung Singapura, Bugis Street bukan sekadar pusat belanja, tetapi juga sebuah perjalanan melalui sejarah dan budaya kota ini.
Kawasan ini, dulunya terkenal dengan kehidupan malamnya yang meriah, kini telah bertransformasi menjadi destinasi belanja yang tak terlewatkan. Namun, pesona sejarah tetap terjaga.
![Bugis Street. [Suara.com/Farah Nabilla]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/09/03/52088-bugis-street.jpg)
Kami menatap bangunan-bangunan bersejarah seperti rumah-rumah bergaya Peranakan dan Kuil Kwan Im Thong Hood Cho. Masih berdiri megah, bagaikan jendela ke masa lalu Singapura.
Setiap langkah kami di sepanjang jalan ini diiringi oleh visual yang memikat. Kios-kios yang berbaris rapi menyajikan pakaian fashion non-branded, aksesori yang mencuri perhatian, dan kosmetik berkilauan.
Harga yang bersahabat membuat kami tak ragu untuk menjelajahi setiap sudut. Kami juga dimanjakan oleh berbagai varian coklat yang menggoda selera, masing-masing dengan aroma dan tekstur yang mengundang untuk dicicipi.
Namun, yang paling mengesankan adalah kuliner jalanan di sini. Aroma sup, daging bebek, carrot cake goreng dan roti prata menggoda kami untuk mencicipi semuanya. Suara keramaian pasar, tawa riang pengunjung, dan kerincingan dari gerobak makanan menciptakan suasana yang hidup dan penuh warna, menjadikannya pengalaman kuliner yang tak terlupakan.
Kami juga tak bisa melewatkan kesempatan untuk berburu foto Instagramable. Jalanan yang berwarna-warni, mural graffiti artistik, dan dekorasi unik di setiap sudut memberikan latar belakang yang sempurna. Setiap jepretan kamera menangkap esensi Bugis Street yang bersemangat dan berwarna-warni.
![Bugis Street Singapore. [Suara.com/Farah Nabilla]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/09/03/95999-bugis-street-singapore.jpg)
Dengan lokasinya yang strategis di pusat kota dan akses mudah melalui transportasi umum, Bugis Street adalah destinasi yang mudah dijangkau dan wajib dikunjungi. Kombinasi antara sejarah, budaya, dan modernitas membuat setiap kunjungan menjadi pengalaman yang memukau dan tak terlupakan.
Baca Juga: Pantas Soimah Tak Bingung Meski Jarang Job di TV, Ternyata Koko Bisnisnya Banyak
Haji Lane: Sensasi Seni dan Kuliner yang Memikat
Pesona Singapura tak berhenti di Bugis Street. Masih ada kawasan populer lain yang jadi daftar wajib untuk dikunjungi. Tak lain adalah Haji Lane.
Begitu menginjakkan kaki di Haji Lane, kami langsung disambut oleh suasana yang energetik dan penuh warna. Terletak di Kampong Glam, Haji Lane adalah jalan yang penuh kejutan, menawarkan mural yang memukau dan toko-toko unik yang menggugah rasa ingin tahu kami.
Dulu, Haji Lane adalah pusat perdagangan dengan rumah-rumah toko sempit. Kini, kawasan ini telah bertransformasi menjadi galeri seni terbuka dengan mural dan seni jalanan yang mengisahkan warisan budaya yang beragam. Dekorasi artistik dan warna-warni yang memikat membuat mata kami terus menerus disuguhi pemandangan menarik.
Di sepanjang jalan ini, kami menjelajahi butik-butik fashion independen dan kafe hipster. Setiap toko menawarkan sesuatu yang unik, dari pakaian trendi hingga barang kerajinan tangan yang memikat. Salah satu tempat yang kami pilih untuk makan siang adalah Fatt Choy Eating House.
![Kuliner di Fatt Choy Eating House. [Suara.com/Farah Nabilla]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/09/03/24803-kuliner-di-fatt-choy-eating-house.jpg)
Kami disambut hidangan pembuka Ngoh Hiang Roll, gilingan udang dibalut kulit tofu yang gurih dan renyah ditemani segarnya Lemon Tea. Sebagai menu utama, pemilik restoran ini menawari kami Wagyu Beef Noodle dengan kuah segar dan tekstur mi yang kenyal. Sebagai penutup, suguhan House-Made Kaya Ice Cream with Churro melengkapi makan siang kami di tempat bernuansa tradisional Cina ini.