Profil Kak Seto, Setia Jadi Sahabat Anak di Usia 73 Tahun

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 24 September 2024 | 11:32 WIB
Profil Kak Seto, Setia Jadi Sahabat Anak di Usia 73 Tahun
Ketua LPAI Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto berpose usai wawancara khusus di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA), Pasar Baru, Jakarta, Minggu (10/7/2022). [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kak Seto menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Ngepos, Klaten dan lulus pada 1963. Setelah itu melanjutkan pendidikan di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten yang kemudian lulus di tahun 1966. Kak Seto kemudian melanjutkan pendidikan ke tingkat sekolah menengah atas di St. Louis Surabaya, lalu lulus di tahun 1969.

Usai lulus SMA, Kak Seto berkeinginan melanjutkan pendidikan ke Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga atau Universitas Indonesia. Akan tetapi, Kak Seto gagal ujian masuk sehingga tidak diterima. Kak Seto kemudian memilih merantau ke Jakarta meskipun tidak punya bekal keahlian apapun.

Kak Seto menjalani hidup sebagai pekerja serabutan di Jakarta sambil menunggu jadwal ujian masuk ke Fakultas Kedokteran di tahun berikutnya. Akan tetapi, perjumpaan dengan Pak Kasur mengubah keinginannya.

Pak Kasur atau yang bernama asli Soerjono sendiri merupakan pemilik sebuah taman kanak-kanak. Kak Seto dan Pak Kasur saling berbincang sampai Kak Seto memutuskan pindah haluan dan memutuskan mendaftar ke Fakultas Psikologi UI. Pertemuan Kak Seto dengan Pak Kasur sendiri berawal dari Ibu Kasur yang bernama asli Sandiah, pengisi acara Taman India di TVRI pada masa itu. Saat melihat Ibu Kasur mengisi acara di TVRI, Kak Seto ingin berjumpa dengannya sehingga pergi ke TVRI. Di sana ia tak dapat berjumpa dengan Ibu Kasur, namun ia berhasil mendapatkan alamat rumah Ibu Kasur dari salah seorang staf TVRI.

Kak Seto pun berkunjung ke rumah Ibu Kasur. Sosok yang membukakan pintu saat itu adalah Pak Kasur. Kak Seto memperkenalkan diri dan menawarkan jasa sebagai asisten tanpa dibayar kepada pasangan Bapak dan Ibu Kasur. Pak Kasur menerimanya dan menyuruh Kak Seto datang ke Taman Situ Lembang, Menteng. Kak Seto diperkenalkan sebagai asisten, dan di situlah ia mendapatkan panggilan 'Kak Seto' untuk pertama kalinya.

Rasa suka Kak Seto pada anak-anak dimulai dari sana. Kak Seto kemudian juga ikut diminta mengisi acara di Aneka Ria Taman Kanak-kanak. Kak Seto pun mulai mendongeng, ia menciptakan karakter Si Komo dalam lagu dan ceritanya, hingga akhirnya ia menjadi terkenal.

Keputusan bergabung dengan keluarga Pak Kasur telah membuahkan bakat yang tak disangka-sangka oleh kak Seto sebelumnya. Akhirnya Kak Seto yakin masuk ke Fakultas Psikologi UI. Keputusan itu membuahkan hasil, Kak Seto diterima dan ia pun menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi tersebut. Kak Seto lulus di tahun 1981.

Kak Seto lalu melanjutkan pendidikan Magister di Bidang Psikologi Program Pascasarjana UI pada 1989. Ia juga meraih gelar Doktor bidang Psikologi Program Pascasarjana UI pada 1993.

Di tahun 1998, Kak Seto mendirikan Yayasan Mutiara Indonesia dan Yayasan Nakula Sadewa untuk anak-anak. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) dan juga menjadi Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) sampai sekarang. Kak Seto juga menjadi Guru Besar bidang Ilmu Psikologi Universitas Gunadarma tahun 2021.

Baca Juga: Siswi SMP di Palembang Diperkosa dan Dibunuh 4 ABG, Kak Seto Desak Kemendikbud Ikut Tanggung Jawab, Apa Alasannya?

Di tahun 2007, Kak Seto mendirikan sekolah alternatif Homeschooling Kak Seto. Lembaga tersebut menjadi lembaga pendidikan alternatif untuk menyalurkan pendidikan kepada anak-anak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI