Guru di Kudus tidak hanya mengajarkan keterampilan akademik, tetapi juga menjadikan sosial-emosional sebagai elemen penting dalam proses belajar. Mereka mengintegrasikan nilai-nilai ini ke dalam berbagai mata pelajaran, sehingga siswa tidak hanya tumbuh secara intelektual tetapi juga secara emosional.
Keterampilan Sosial-Emosional sebagai Fondasi Keberhasilan Holistik
Survei OECD membuktikan bahwa keterampilan sosial-emosional adalah prediktor penting bagi keberhasilan siswa secara holistik. Andreas Schleicher menjelaskan bahwa keterampilan ini tidak hanya membantu siswa meraih nilai akademik yang baik, tetapi juga membangun kesehatan mental dan kesejahteraan yang lebih baik.
“Keterampilan sosial emosional merupakan bekal penting yang membuat kita menjadi lebih ‘manusia’ di tengah gempuran teknologi, seperti artificial intelligence. Hal ini menjadi fondasi yang kokoh untuk berkontribusi pada dunia yang berkelanjutan,” ujarnya.
Selain itu, temuan survei menunjukkan bahwa sekolah-sekolah di Kudus berhasil menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Tingkat perundungan dilaporkan rendah dibandingkan beberapa lokasi lainnya, meskipun kekhawatiran akan normalisasi perilaku ini tetap ada.
Kudus: Model Praktik Baik untuk Indonesia
Sebagai satu-satunya kota perwakilan Indonesia dalam survei ini, Kudus membuktikan bahwa pendekatan berbasis budaya lokal dapat memberikan dampak positif. Pendidik di Kudus menunjukkan pola pikir yang konsisten tentang pentingnya keterampilan sosial-emosional bagi kehidupan siswa.
“Kudus telah menunjukkan komitmennya terhadap pembelajaran sosial-emosional melalui aneka program strategis, yang didukung oleh mitra seperti Djarum Foundation. Praktik-praktik baik ini perlu kita pertajam lagi sekaligus melakukan scale-up melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah ke sekolah-sekolah lain di seluruh daerah di Indonesia,” ujar Penjabat Bupati Kudus, Dr. Muhammad Hasan Chabibie.
Masa Depan Pendidikan yang Berakar pada Nilai Sosial-Emosional
Baca Juga: Kagama Rilis Buku Panduan AI, Wanti-wanti Bahaya Teknologi Kecerdasan Buatan
Temuan survei ini memberikan pelajaran penting bagi sistem pendidikan Indonesia. Mengintegrasikan keterampilan sosial-emosional ke dalam kurikulum bukan lagi sekadar opsi, tetapi menjadi kebutuhan mendesak.