Tokoh NU Ini Skakmat Gus Miftah: Kalau Tak Berilmu, Jangan Ceramah

Farah Nabilla Suara.Com
Kamis, 12 Desember 2024 | 14:14 WIB
Tokoh NU Ini Skakmat Gus Miftah: Kalau Tak Berilmu, Jangan Ceramah
Islah Bahrawi dan Gus Miftah. [Kolase/Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tokoh NU Islah Bahrawi buka suara terkait polemik Miftah Maulana atau Gus Miftah. Ia menekankan para pendakwah agar fokus di bidang keilmuannya.

Islah Bahrawi tak segan melarang pendakwah yang tak punya dasar ilmu agar tidak usah berdakwah ketimbang hanya melempar candaan saja di depan jemaah.

"Ceramah seperti yang dilakukan Gus Miftah ini kalau bagi saya ribadi pada akhirnya kita kembalikan ke persoalan keilmuan. Kalau merasa tidak berilmu, nggak usah ceramah agama," kata Islah dilansir dari tayangan Rakyat Bersuara iNews TV yang tayang pada Selasa (10/12/2024).

Islah melarang para pendakwah yang tidak punya bidang keilmuan berdasarkan literatur untuk berceramah kepada masyarakat.

Baca Juga: Sepak Terjang Clara Shinta, Ramai Dibicara Usai Dikaitkan dengan Video Gus Miftah

"Kalau memang tidak bisa melakukan pendekatan-pendekatan literalis terhadap masyarakat, ya sebaiknya jangan," sambungnya.

Terkait Gus Miftah, Islah menyebut bahwa pelafalan tajwid dan penerjemahan bahasanya masih salah. 

"Apalagi ini tajwidnya salah-salah. apalagi misalnya penterjemahan dari bahasa Arabnya juga salah," sebutnya.

Ketika disinggung soal perputaran ekonomi dalam kajian yang digelar, Islah punya pandangan tersendiri. Menurutnya, para pendakwah saat ini sedang berada di zona nyaman karena bisa memasang tarif sesuai kebesaran namanya.

"Mohon maaf, kalau kita ingin masyhur dan ingin dikultuskan, jadilah penceramah agama. Memang itu zona nyamannya. Apalagi kemudian dihubungkan dengan tarif-tarif," kata Direktur Jaringan Moderat Indonesia ini.

Baca Juga: Gus Miftah Angkat Kaki Saat Makan dengan Pejabat, Etika Digunjing: Tahu Keasliannya

Lebih lanjut, ia mengkritisi fenomena pendakwah bertarif di Indonesia ini. Islah menyebut, profesi pendakwah dan aktivitas berdakwah sudah jadi komoditas tertentu sehingga menciptakan sebuah industri. Hal inilah yang disebutnya membuat para pendakwah berani memasang tarif.

"Ketika penceramah agama itu menjadikan ini sebagai ruang mata pencaharian dan jadi bagian dari komoditi satu industri, maka kemudian ada tarif-tarif itu. Ketika sudah bermain tarif, persoalan substansi dan kualitas menjadi nomor dua," kritik dia.

Tokoh NU lulusan Sastra Inggris ini menambahkan, para pendakwah yang mengedepankan kelucuan di setiap ceramahnya sekarang ini lebih layak disebut komedian. Hal ini dikhawatirkan akan membuat ilmu agama yang dihadirkan kurang berkualitas dan terlupakan oleh jemaah.

"Penceramah yang sedang populer hari ini adalah stand up komedian dengan religion flavor. Kalau lucu selucu-lucunya dia akan ngetop, ketika sudah ngetop tarifnya mahal. Akhirnya apa, para penikmat ceramah agama itu pergi dari tempat itu setelah acara bubar yang terbekas adalah kelucuan dan kejenakaannya, bukan ilmunya," pungkas Islah.

Sukadji
Kata yg pas ya kacang tidak meninggalkan lanjaran gurunya ceramahnya cuman mendoktrin muridnya yaa begitulah adanya
M
Perlu di cermati arti dr Berlajar.mendengar.mencitai.jgn jdi yg terakhir yaitu mebenci kalau Berlajar itu Wajib hukum nya tapi Dua dan ketiga itu Sunat hukum nya .trmks
Sri
Menurut saya para penuntut ilmu juga harus cerdas ,piihlah guru yg berdakwah dengan hikmah,ada unggah ungguhnya ,tatakramanya, bolehlah bercanda tapi sedikit saja dan tidak boleh bercanda melampaui batas apa lagi merendahkan orang lain
9 komentar disini >

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI