Max Izaak Salhuteru adalah tokoh perkebunan nasional yang menjadi sosok penting dalam mengambil alih sektor perkebunan dari tangan penjajah Belanda.
Ia merupakan anak dari pasangan Carel Willem Salhuteru dan Elise Johana Schaafsma.
Namun, Max sudah ditinggal ibunya sejak kecil sehingga ia pindah dari Batavia ke Babakan Pari daerah Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, mengikuti ayahnya yang menikah lagi.
Setelah menyelesaikan sekolah di HBS Santa Angela, Bandung, Max kemudian mengawali kariernya sebagai karyawan biasa di Perkebunan Sinumbra, Ciwidey, tahun 1938.
Seiring berjalannya waktu, Max menunjukkan keahlian dan potensinya dalam bidang perkebunan, sehingga ia menjadi Kepala Perkebunan Jawa dan Sumatera.
Barulah pada tahun 1957, nama Max semakin dikenal publik karena keberaniannya yang mengambil alih perkebunan dari tangan Belanda (nasionalisasi).
Pada tanggal 10 Desember 1957, Max, yang saat itu bertugas sebagai Pengawas Penanaman dan Administrasi di Perkebunan Sinumbra, dipanggil ke kantor Resimen Infanteri X Siliwangi yang berlokasi di Tegallega.
Di situ ia mendapat surat perintah yang ditandatangani oleh Letkol R. Umar Wirahadikusuma untuk mengambil alih pengelolaan perkebunan dari pihak asing.
Alhasil, dengan segala upayanya, ia berhasil menuntaskan tugas tersebut dengan baik. Sehingga, setiap tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari perkebunan nasional.
Baca Juga: Irfan Hakim Syok, Nikita Mirzani Kicep saat Buat Fitri Salhuteru Marah: Mau Dikatain...
Kontributor : Damayanti Kahyangan