Pada tahun 1960, ia bersama saudara-saudaranya pindah ke Jakarta untuk memperkenalkan produk teh mereka ke pasar yang lebih luas.
Salah satu strategi awal yang digunakan adalah "Cicip Rasa", di mana teh diseduh langsung di pasar untuk diberikan kepada calon pembeli. Namun, cara ini kurang efektif karena memakan waktu dan tenaga yang besar.
Tidak menyerah, Soegiharto mencoba strategi lain dengan membawa teh yang sudah diseduh ke pasar menggunakan panci besar dan mobil bak terbuka. Sayangnya, metode ini juga tidak berhasil karena banyak teh yang tumpah selama perjalanan.
Titik balik terjadi pada tahun 1969 ketika ia menemukan ide untuk mengemas teh ke dalam botol bekas kecap yang telah dibersihkan. Ide sederhana namun revolusioner ini menjadi cikal bakal lahirnya Teh Botol Sosro.
Mengutip dari laman resmi PT Sinar Sosro, Soegiharto memutuskan untuk mengemas teh dalam botol bekas kecap atau limun yang sudah dibersihkan, yang kemudian dijual dalam kondisi dingin. Strategi ini awalnya dianggap tidak lazim, tetapi justru mendapat respons positif dari masyarakat. Nama "Teh Botol Sosro" diambil dari merek lama "Teh Cap Botol" dan nama keluarga pendirinya, "Sosrodjojo".
Pada tahun 1974, PT Sinar Sosro didirikan sebagai pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan dunia. Sejak itu, perusahaan ini terus berkembang dengan berbagai inovasi, termasuk variasi kemasan seperti botol beling, kemasan tetra pak, dan kaleng.
Teh Botol Sosro juga mempertahankan kualitasnya dengan hanya menggunakan bahan alami, seperti teh hijau yang dicampur bunga melati dan gambir.
Selain sukses di pasar domestik, Teh Botol Sosro juga merambah pasar internasional dengan mengekspor produknya ke berbagai negara di Asia, Amerika, Eropa, Afrika, Australia, dan Kepulauan Pasifik.
Baca Juga: Kenapa Bulan Februari Cuma 28-29 Hari Saja?
Dengan slogan ikonik "Apapun Makanannya, Minumnya Teh Botol Sosro," produk ini berhasil menjadi salah satu minuman khas Indonesia yang mendunia.