Sultan Palembang ini juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) Palembang dan aktif dalam berbagai organisasi hukum dan kebudayaan, seperti Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN).
Selain itu, ia turut berperan dalam dunia akademik sebagai dosen luar biasa di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.
Sikap Tegas terhadap Kasus Willie Salim
Insiden yang melibatkan Willie Salim terjadi ketika sang kreator mencoba membuat konten berbagi makanan dengan memasak rendang dalam jumlah besar di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang.
Namun, sebelum rendang selesai dimasak, ratusan warga langsung berebut mengambil daging yang masih setengah matang.
Meskipun ada 20 petugas keamanan yang berjaga, mereka tidak mampu mengendalikan ribuan warga yang memperebutkan makanan tersebut. Kejadian ini pun menjadi viral di media sosial, menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat.
Beberapa pihak menilai insiden ini sebagai kesalahan dalam manajemen acara, sementara yang lain melihatnya sebagai bentuk ketidakdisiplinan masyarakat.
Namun, bagi SMB IV, kejadian ini bukan sekadar insiden biasa. Ia menilai bahwa aksi tersebut merusak citra Palembang dan mencoreng budaya lokal. Dalam pernyataannya yang tegas, SMB IV mengatakan,
"Jika Willie tidak memenuhi tuntutan kami, kami akan mengutuk Willie dan mengharamkannya datang ke wilayah kami sepanjang hidupnya," kata dia.
Baca Juga: Tak Kapok Insiden Masak Rendang di Palembang Panen Kritik, Willie Salim Siap Buat Konten Masak Lagi
Pernyataan ini menegaskan bahwa SMB IV tidak main-main dalam menjaga kehormatan daerahnya. Sebagai pemimpin kesultanan, ia melihat insiden ini sebagai bentuk kelalaian yang tidak dapat ditoleransi, terutama karena menciptakan kesan negatif terhadap warga Palembang.