Ayat ini mengingatkan kita bahwa puasa yang kita jalani selama bulan Ramadan adalah sarana untuk mencapai ketakwaan. Ketakwaan inilah yang seharusnya kita bawa dan pertahankan, bukan hanya selama bulan Ramadan, tetapi juga setelahnya. Sehingga, dalam menyambut Idul Fitri, kita seharusnya sudah menjadi pribadi yang lebih baik, yang memiliki hati yang lebih bersih dan siap untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama.
1. Persiapan Hati untuk Menyambut Idul Fitri
Saudaraku, Idul Fitri adalah hari yang sangat dinanti-nanti, namun kita harus mengingat bahwa makna dari hari raya ini bukan hanya sekadar merayakan dengan makanan dan pakaian baru, tetapi juga merupakan hari untuk kembali kepada fitrah, hari untuk kembali pada kebersihan hati dan jiwa. Oleh karena itu, sebelum kita merayakan hari raya dengan sukacita, ada baiknya jika kita melakukan introspeksi diri.
Apakah selama bulan Ramadan ini kita telah menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya? Apakah kita telah mengendalikan hawa nafsu dan berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT? Apakah kita telah berusaha memaafkan sesama, sehingga kita bisa merasakan kedamaian dalam hati?
Idul Fitri adalah simbol kemenangan, tetapi kemenangan sejati hanya akan tercapai jika kita bisa membersihkan hati dan diri dari segala dosa. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Barang siapa yang berpuasa Ramadan dengan penuh iman dan pengharapan, maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni." (HR. Bukhari dan Muslim). Ini adalah kesempatan emas bagi kita untuk benar-benar memulai hidup yang lebih baik, dengan membersihkan hati dan niat.
2. Memberikan Maaf dan Membina Silaturahim
Salah satu hal yang sangat dianjurkan menjelang Idul Fitri adalah memperbaiki hubungan dengan sesama, terutama dengan keluarga, tetangga, dan sahabat. Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk selalu menjalin silaturahim dan saling memaafkan. Beliau bersabda: "Tidak halal bagi seorang Muslim untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari." (HR. Bukhari).
Sebagai umat Islam, sudah selayaknya kita memanfaatkan momen Idul Fitri untuk saling memaafkan. Hari raya adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki hubungan yang mungkin telah renggang, menghapuskan dendam, dan menguatkan ukhuwah Islamiyah. Dengan demikian, kita akan merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya, karena hati kita akan terasa lapang dan penuh kedamaian.
Khutbah Kedua:
Baca Juga: Cara Menentukan Lebaran Idul Fitri Versi NU, Muhammadiyah, dan Pemerintah
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.