Suara.com - Anxiety atau kecemasan dapat memicu gejala fisik, seperti nyeri dada atau tekanan. Nyeri dada akibat anxiety dapat terjadi selama serangan panik, yang merupakan reaksi stres yang meningkat.
Namun, nyeri dada juga mungkin memiliki hubungan dengan serangan jantung dan kondisi jantung lainnya. Maka, penting untuk menemui dokter ketika mengalami nyeri dada untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Hal ini demi memastikan penyebab nyeri dada tidak mengancam nyawa.
Teruslah membaca untuk mempelajari tentang nyeri dada akibat kecemasan, termasuk seperti apa rasanya, cara membedakannya dari masalah jantung, dan cara mengelola serta meredakannya.
Seperti apa gejala nyeri dada akibat anxiety?

Menyadur Healthline, anxiety muncul dalam berbagai cara, dan itu membuat langkah mendeteksi atau memahami gejalanya menjadi sulit. Gejala kecemasan berbeda-beda pada setiap orang, dan pada beberapa hari, gejalanya bahkan tidak sama pada orang yang sama.
Nyeri dada yang terkait dengan kecemasan juga terasa berbeda pada setiap orang. Beberapa orang mungkin mengalami nyeri dada yang muncul secara bertahap. Bagi yang lain, nyeri tersebut mungkin tiba-tiba dan tidak terduga datangnya.
Orang mungkin menggambarkan nyeri dada akibat kecemasan sebagai:
- Nyeri tajam dan menusuk
- Nyeri dada terus-menerus
- Kedutan atau kejang otot yang tidak biasa di dada
- Rasa terbakar, mati rasa, atau nyeri tumpul
- Tekanan menusuk
- Tegangan atau sesak di dada
Jika kamu tidak memiliki riwayat nyeri dada akibat kecemasan, maka gejala ini mungkin membuat kamu khawatir. Apalagi, banyak orang berasumsi bahwa mereka mengalami serangan jantung dan pergi ke unit gawat darurat (UGD) rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Menurut tinjauan penelitian tahun 2022, diperkirakan 50 persen orang datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada yang tidak disebabkan oleh kondisi jantung. Dua penyebab paling umum nyeri dada non-jantung meliputi gangguan panik dan anxiety disorder.
Baca Juga: Mengupas Bahaya Digital Anxiety di Hari Raya, Silaturahmi atau Kompetisi?
Jika kamu mengunjungi UGD dan dokter tidak menemukan penyebab spesifik nyeri dada yang kamu rasakan, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter tentang kemungkinan penyebab lainnya. Termasuk kemungkinan anxiety attack atau panic attack.
Apa beda gejala nyeri dada akibat anxiety vs serangan jantung?

Nyeri dada merupakan gejala yang mengkhawatirkan. Sebaiknya segera cari pertolongan medis darurat jika kamu mengalami nyeri dada.
Meskipun penyebab nyeri dada adalah anxiety, lebih baik mengetahuinya secara pasti dengan pergi ke rumah sakit. Langkah ini jauh lebih baik ketimbang mengambil risiko kehilangan waktu yang berharga jika kamu benar-benar mengalami serangan jantung.
Orang-orang menggambarkan nyeri dada dengan cara berikut saat mengalami serangan jantung:
- Nyeri dada yang menjalar ke bagian tubuh lain, seperti lengan atau rahang
- Nyeri dada yang memburuk saat beraktivitas
- Mual disertai nyeri dada
- Tekanan di dada, seolah-olah seseorang telah meletakkan sesuatu yang berat di dada
- Detak jantung cepat
- Sesak napas
- Sensasi seperti diremas di dada
Menurut penelitian tahun 2020, 30 persen pasien yang mengalami serangan jantung tidak mengalami nyeri dada. Beberapa orang melaporkan gejala seperti nyeri punggung dan kelelahan sebagai bagian dari gejala serangan jantung mereka.