Suara.com - Bunga sakura menjadi salah satu simbol yang hadir di momen spesial kala Maxime Bouttier melamar sang kekasih, Luna Maya.
Maxime Bouttier memboyong Luna Maya ke sebuah taman bunga sakura di Tokyo, Jepang kala keduanya berlibur.
Adapun di tengah-tengah momen kebersamaan tersebut, Maxime Bouttier melontarkan pertanyaan yang sakral kepada Luna Maya.
Maxime dengan kegigihannya melamar Luna Maya dan menyanyakan apakah ia bersedia menjadi istrinya. Luna Maya sontak memberi jawaban yang penuh haru dan bersedia hidup bersama dengan Maxime Bouttier.
Momen spesial tersebut tentu menjadi tambah haru dan sakral dengan keberadaan pohon-pohon bunga sakura. Pohon yang menjadi simbol masyarakat Jepang ini ternyata punya segudang makna dan simbolisme.
Lantas, apa makna dari bunga sakura?
Kaya makna dan nilai sakral

Bunga sakura menjadi bunga yang bernilai sakral dan melambangkan kehidupan manusia, sebagaimana penjelasan situs Japan Travel.
Masyarakat Jepang sangat mencintai bunga berwarna merah jambu ini karena mewakili kehidupan manusia yang penuh dengan lika-liku.
Baca Juga: Luna Maya Dilamar Maxime Bouttier, Komentar Prilly Latuconsina Tuai Sorotan
Menyadur The Conversation, bahwa ada nilai-nilai agama Shinto dan Buddhisme dalam simbolisme bunga sakura. Bunga sakura melambangkan kefanaan manusia. Makna tersebut lekat dengan bunga sakura karena bunga ini hanya bertumbuh di waktu-waktu tertentu dan akan layu dengan singkat.
Bunga sakura juga kerap layu dan daun bunganya terbang diterpa angin. Tentu, pemaknaan ini dinilai ironis karena membawa kefanaan dalam pernikahan Maxime Bouttier dan Luna Maya.
Namun, tentu ada makna positif dari kefanaan agar Maxime dan Luna Maya selalu bersyukur atas momen-momen manis dalam pernikahan mereka sebelum maut memisahkan mereka berdua.
Selain kefanaan, sakura melambangkan sebuah konsep mono no aware, sebagaimana yang dicatat oleh buku Learn Japanese: New College Text.
Konsep mono no membuat masyarakat Shinto sangat menaruh simpati ke berbagai makhluk hidup selama manusia hidup di dunia yang fana.
Konsep mono no aware yang disimbolkan oleh bunga sakura juga menjadi salah satu alasan mengapa masyarakat Jepang lebih menghargai kehidupan di berbagai lika-liku, termasuk saat berumah tangga dan saat menjalin pernikahan.