
"Indonesia sumpah semua sakit, rumah Allah dibangun dengan pinjaman riba kah? Dan itu Rp 42 Miliar per tahun, Allahuakbar!," tulis salah satu netizen.
"Memberi makan orang yang kelaparan jauh lebih baik daripada membangun 1000 masjid. Ngerti sekarang? Ngerti dong, Rp 42 miliar bisa buat makan fakir miskin 20 tahun," komentar pengguna lain.
"Saya Muslim, dan saya rasa tidak ada urgensinya membangun masjid sampai triliunan di Jabar, karena setiap RW sudah ada masjid yang memadai. Perawatan pertahun bisa untuk membangun ruang kelas baru," kata seorang netizen.
"Bagus ini informasi, jadi ketahuan belangnya pemrakarsa masjid yang sebenarnya tidak terlalu penting. Lebih baik merenovasi sekolah atau puskesmas daripada menghabiskan uang untuk proyek seperti ini," tambah yang lainnya.
Pertimbangan Prioritas Pembangunan
Pembangunan masjid yang megah memang dapat menjadi ikon keagamaan dan wisata religi. Namun, ketika sumber dananya berasal dari utang yang harus dibayar dalam jangka panjang, timbul pertanyaan apakah proyek ini benar-benar mendesak dibandingkan kebutuhan lain seperti infrastruktur pendidikan dan kesehatan.
Dedi Mulyadi sendiri menyoroti bahwa beban keuangan yang harus ditanggung Pemprov Jabar ke depannya cukup besar. Dengan anggaran yang sangat besar ini, sebagian masyarakat menilai bahwa dana tersebut lebih baik digunakan untuk keperluan yang lebih mendesak, seperti renovasi sekolah, puskesmas, atau peningkatan kesejahteraan masyarakat yang masih berjuang secara ekonomi.