Penelitian Novi Antikasari dan Octo Dendy Andriyanto tersebut juga menemukan di beberapa daerah, ada yang menyelenggarakan tradisi ini bukan dengan mengawinkan pihak petani tebu dengan pabrik gula, tetapi untuk mengawinkan tebu berkualitas dari kebun.
Tebu yang dikawinkan juga dibuat seperti sepasang pengantin, yakni tebu pengantin perempuan dan tebu pengantin laki-laki. Tebu laki-laki diberikan nama Raden Bagus Rosan dan tebu perempuan diberi nama Dyah Ayu Roromanis.
Pemberian nama kedua tebu pengantin tersebut juga tak sembarangan. Ada makna dan doa agar tebu yang dipanen bisa melimpah dan hasilnya berkualitas tinggi.
Satu hal yang diperhatikan dalam pemilihan pengantin manusia, yakni kedua pengantin yang dipilih harus masih berstatus perjaka dan perawan.
Pengantin yang dipilih nantinya akan diarak dari kebun tebu ke pabrik gula bersama-sama dengan pengantin tebu.
Kontributor : Armand Ilham