Teguran Pendakwah Malaysia ke Produser Serial Bidaah: Coba Membuat Drama yang...

Selasa, 08 April 2025 | 16:50 WIB
Teguran Pendakwah Malaysia ke Produser Serial Bidaah: Coba Membuat Drama yang...
Poster serial asal Malaysia Bidaah yang sedang ramai menjadi perbincangan warganet (VIU)

Erma Fatima pernah memenangi kategori Pelakon Wanita Terbaik dari film berjudul Hati Bukan Kristal (Festival Filem Malaysia ke-9) dan Femina (Festival Filem Malaysia ke-11).

Ia memulai kariernya sebagai pemain gitar ritme dan mendirikan grup pada tahun 1985 dengan Zarith (vokal), Kid (gitar utama), Zul (BES) dan Jojet (drum). 

Erma Fatima kemudian menjadi aktor melalui dua film genre horor yang tayang pada tahun 1986 dan film berjudul Rozana Cinta pada tahun 1987

Belasan tahun berkiprah di dunia film, Erma Fatima kemudian merambah jadi sutradara dan produser. Film pertama yang disutradarainya adalah Jimi Asmara.

Ia juga membuat sejarah ketika dia menerima Penghargaan Sutradara Terbaik di Festival Film Seoul, Korea Selatan. Hingga saat ini, ia masih aktif dalam dunia seni peran.

Soal kehidupan pribadi, Erma Fatima pernah menikah dengan sutradara film terkenal bernama Bade HJ. Azmi pada 30 November 1991.

Beberapa tahun mengarungi biduk rumah tangga bersama dan memiliki lima anak adopsi, pada 19 Agustus 2017, Erma Fatima dan Bade HJ. Azmi secara resmi bercerai. 

Terkait serial Bidaah, Erma Fatima menyebut dirinya pernah menemui langsung sekte sesat. Hal ini ia sampaikan dalam sebuah wawancara televisi.

“Kisah sesat itu benar adanya, karena beberapa tahun yang lalu saya pun berada dalam kelompok orang beriman seperti itu,” ujar Erma dikutip dari laman Majoriti.

Baca Juga: Sosok Produser 'Bidaah' Erma Fatima, Pernah Jadi Saksi Sekte Sesat

“Dulu ketika saya duduk di jemaah itu, ajarannya benar, zikirnya juga benar, dari situlah saya belajar untuk melakukan zikir yang benar setiap hari,” imbuhnya.

Kemudian ia menemui berbagai kejanggalan dari kelompok tersebut. Erma Fatima sempat mendapatkan cerita dari jemaat perempuan yang diminta tidur dengan gurunya.

Dengan pengalamannya, Erma menjelaskan perlu dilakukan survei menyeluruh terlebih dahulu terhadap lembaga pendidikan keagamaan agar anak-anak tidak salah memilih guru.

"Itulah sebabnya orang tua tidak boleh mengambil 'jalan pintas' dan menyekolahkan anak-anaknya di sekolah berasrama. Jika ingin anak-anaknya menjadi orang baik, mereka harus belajar agama tanpa memeriksanya terlebih dahulu," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI