Suara.com - Sosok Lisa Mariana terus menjadi sorotan publik usai blak-blakan membongkar isu perselingkuhan dirinya dengan mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Lisa Mariana mengaku memiliki anak dengan Ridwan Kamil. Karena hal ini, ia angkat bicara demi menuntut pertanggungjawaban kepada suami Atalia Praratya tersebut.
Pengakuan Lisa Mariana ini sontak memunculkan beragam respons publik. Bahkan, tak sedikit yang menghujat wanita tersebut yang kini terlihat lebih berisi setelah melahirkan.
Di tengah bergulirnya isu perselingkuhan dan banyaknya hujatan yang dilayangkan kepadanya, Lisa Mariana dikabarkan hendak melakukan prosedur operasi bariatrik.
"Lagi ketemu dengan Dokter Handy nih, kita mau operasi. Tindakan apa nih, Dok?" ujar Lisa Mariana, dalam sebuah video unggahan akun @lisamarianapz09 pada Selasa (15/4/2025).
"Operasi bariatrik," jawab dokter yang diketahui bernama Handy Wing.
Hendak dilakukan oleh Lisa Mariana, bagaimana sesungguhnya hukum melakukan operasi bariatrik dalam agama Islam?

Hukum Melakukan Operasi Bariatrik dalam Islam
Mengutip situs Siloam Hospitals, operasi bariatrik merupakan prosedur untuk membantu pasien terhindar dari penyakit karena obesitas dengan penurunan berat badan berlebih.
Baca Juga: Mengenal Operasi Bariatrik, Prosedur Penurunan Berat Badan yang Mau Dilakukan Lisa Mariana
Prosedur ini dilakukan dengan memotong sebagian organ lambung untuk mengurangi kapasitasnya. Prosedur ini dilakukan agar kemampuan lambung menampung makanan lebih terbatas.
Mengutip dari laman MuslimAfiyah, operasi bariatrik hukumnya adalah haram, karena termasuk mengubah ciptaan Allah SWT. Hal ini seperti yang tertera dalam surah An-Nisa'ayat 119.
"...dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya," (QS. An-Nisa':119).
Namun, ada pengecualian terkait hal ini. Jika ada indikasi medis yang bersifat darurat, maka hukumnya boleh. Hal ini tentu setelah melewati pertimbangan kekat dari sisi kesehatan oleh dokter.
Senada dengan pernyataan di atas, Komite Fatwa Tetap untuk Mejelis Ahli Hukum Muslim di Amerika (AMJA), Hatem Al-Hajj mengatakan operasi bariatrik diperbolehkan jika terdapat indikasi medis.
Ia menambahkan apabila operasi bariatrik pada prinsipnya diperbolehkan apabila memiliki manfaat yang lebih besar daripada kemungkinan kerugiannya.
Ia turut mengutip sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Dalam hadis ini, diceritakan Nabi Muhammad SAW sedang berbicara tentang cara pengobatan yang paling umum dan tersedia untuk sahabatnya di zaman mereka.
"Saya mendengar Nabi SAW berkata, 'Sekiranya ada sesuatu yang lebih baik untuk kalian pergunakan sebagai obat, maka itu ada terdapat pada minum madu, berbekam dan sengatan api panas dan saya tidak menyukai kay'." (HR. Bukhari dan Muslim).
Risiko Operasi Bariatrik
Mengutip Mayo Clinic, operasi bariatrik memiliki potensi risiko kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Beberapa risiko kesehatan yang dapat dialami seseorang yang melakukan operasi bariatrik meliputi pendarahan berlebihan, infeksi, masalah paru-paru atau pernafasan, reaksi terhadap anestesi, kebocoran pada sistem gastrointestinal, dan gumpalan darah.
Selain itu, risiko dan komplikasi jangka panjang dari operasi penurunan berat badan ini juga bervariasi, tergantung jenis operasinya, seperti obstruksi usus, batu empedu, hernia, malnutrisi, refluks asam, gula darah rendah atau hipoglikemia, bisul, hingga sindrom dumping.
Metode Operasi Bariatrik
1. Sleeve Gastrectomy
Operasi ini dilakukan dengan mengurangi kapasitas lambung sebesar 75-80%. Keuntungannya, berat badan dapat turun secara signifikan tanpa mengubah rute usus pada alur pencernaan.
2. Biliopancreatic Diversion with Duodenal Switch
Operasi ini akan memotong lambung menjadi lebih kecil kemudian menyambungkannya dengan bagian akhir usus halus yang telah dipotong. Bagian awal usus halus akan kembali disambungkan ke bagian akhir agar enzim pencernaan dan empedu mengalir normal.
Mengutip Mayo Clinic, operasi ini akan membatasi jumlah makanan dan mengurangi penyerapan nutrisi. Selain itu, metode ini juga memiliki risiko lebih besar, yaitu kekurangan gizi dan vitamin.
3. Gastric Bypass
Prosedur ini merupakan metode yang paling umum. Operasi ini dilakukan dengan mengurangi jumlah makanan yang dimakan dalam sekali makan dan mengurangi penyerapan lemak.
Dokter akan memotong bagian atas lambung, memisahkannya dari bagian lambung lain. Kemudian, dokter akan memotong usus halus dan menjahit sebagiannya ke lambung tadi.