Temuan Peneliti Swedia: Mengendus Bau Badan Bisa Bermanfaat dalam Terapi Kecemasan

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Rabu, 16 April 2025 | 15:42 WIB
Temuan Peneliti Swedia: Mengendus Bau Badan Bisa Bermanfaat dalam Terapi Kecemasan
Ilustrasi bau badan karena berkeringat. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Mereka yang terkena keringat tampak lebih baik dalam menjalani terapi tersebut.

Peneliti utama, Elisa Vigna, dari Institut Karolinska di Stockholm, mengatakan keringat yang dihasilkan saat seseorang merasa senang memiliki efek yang sama seperti seseorang yang ketakutan karena menonton cuplikan film.

"Jadi, mungkin ada sesuatu tentang sinyal kemoterapi manusia dalam keringat secara umum yang memengaruhi respons terhadap pengobatan," ujarnya.

"Mungkin hanya dengan terpapar kehadiran orang lain saja sudah memberikan efek ini, tetapi kami perlu memastikannya. Faktanya, itulah yang sedang kami uji sekarang dalam studi lanjutan dengan desain serupa, tetapi kami juga menyertakan keringat dari orang-orang yang menonton dokumenter yang tidak emosional," terangnya, seperti dikutip dari BBC.

Ilustrasi Berkeringat (Pexels/Karolina Grabowska)
Ilustrasi Berkeringat (Pexels/Karolina Grabowska)

Hubungan Indra Penciuman dan Kesehatan Mental

Duncan Boak dari lembaga amal Fifth Sense, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang gangguan penciuman dan pengecapan, mengatakan manusia pada dasarnya tahu ada hubungan kuat antara indra penciuman dan kesejahteraan emosional.

"Kehilangan kemampuan untuk mencium orang lain, seperti pasangan dan anak-anak Anda dapat menyebabkan depresi dan perasaan terisolasi," ungkapnya.

Meskipun ini merupakan studi awal dan tentu saja diperlukan penelitian lebih lanjut, ia sangat gembira melihat penelitian memperlihatkan mengenai pentingnya indra penciuman bagi kesehatan mental.

Sebagai informasi, sebagian besar keringat di kulit tidak berbau. Namun, kelenjar keringat di ketiak dan selangkangan menghasilkan senyawa tertentu yang menyebabkan bau badan.

Bakteri pada permukaan kulit dan folikel rambut di dekatnya memecah senyawa ini, menghasilkan senyawa lain yang bertanggung jawab atas bau.

Baca Juga: Ulasan Buku Terapi Luka Batin: Menemukan Kembali Diri Kita yang Belum Utuh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI