Contoh Khutbah Jumat Bulan Syawal yang Membuat Jemaah Merenung

Rifan Aditya Suara.Com
Senin, 21 April 2025 | 19:36 WIB
Contoh Khutbah Jumat Bulan Syawal yang Membuat Jemaah Merenung
Ilustrasi contoh khutbah Jumat bulan Syawal (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Alhamdulillah kita semua masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk menjalankan dengan lancar ibadah di bulan Ramadhan dan bisa merayakan  dengan penuh kebahagiaan Lebaran Idul Fitri pada bulan. Dengan perginya bulan Ramadhan, semoga kita semua masih tetap semangat untuk beribadah. Kita harus tetap menjaga dan lebih meningkatkan lagi ibadah kita pada bulan Syawal.

Selama bulan Ramadhan, banyak dari kita menjadi lebih rajin ibadah dibandingkan bulan-bulan lainnya. Itu dikarenakan Allah SWT telah berjanji akan memberikan ampunan dan rahmat di bulan suci tersebut.

Hadirin Sholat Jumat yang Dimulaikan Allah,

Pertanyaannya, apakah berlalunya bulan Ramadhan kita masih bisa istiqomah beribadah? Pada kesempatan ini, marilah kita merefleksi kembali apa-apa yang sudah dilakukan selama bulan Ramadhan. Ini dilakukan agar kita dapat termotivasi tetap beribadah, setidaknya semangatnya sama seperti saat bulan Ramadhan atau bahkan lebih meningkat.

Dalam kata Syawal terdapat makna tersirat tentang motivasi untuk meningkatkan ibadah. Adapun katan ‘Syawal’ (شَوَّالُ) berasal dari kata ‘Syala’ (شَالَ) yang artinya ‘irtafaá’ (اِرْتَفَعَ) yaitu meningkatkan.

Adapun salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga dan meningkatkan ibadah yaitu Muhasabah. Muhasabah adalah introspeksi diri yakni proses merenungi dan menilai kembali perbuatan, ucapan, dan niat kita, apakah sudah sesuai ajaran Allah dan Rasul-Nya atau belum.

Secara bahasa, muhasabah berasal dari kata Arab "حاسب" (hasaba) yang artinya menghitung atau memperhitungkan. Dalam konteks spiritual Islam, muhasabah berarti menghitung atau menilai amal perbuatan kita sendiri sebelum Allah SWT melakukannya di hari kiamat.

Manfaat muhasabah tercantum dalam hadis Rasulullah SAW seperti yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi. Adapun bunyi hadisnya sebagai berikut.

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ

Baca Juga: Contoh Khutbah Jumat Menyentuh Hati Sebelum Idul Fitri: Persiapan Sambut Kemenangan

Artinya: “Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT.' (H.R. Tirmidzi).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI