Anak Indonesia Kecanduan Gula? Ini Bahaya "Hidden Hunger" yang Mengintai Generasi Penerus!

Dinda Rachmawati Suara.Com
Jum'at, 25 April 2025 | 21:32 WIB
Anak Indonesia Kecanduan Gula? Ini Bahaya "Hidden Hunger" yang Mengintai Generasi Penerus!
Ilustrasi anak makan sehat. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Mereka dilatih untuk mendampingi para ibu dalam membiasakan anak-anak mereka mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, dengan fokus khusus pada kelompok balita yang rentan.

Program ini akan diterapkan secara intensif selama dua bulan di tiga wilayah rawan stunting, yakni Kabupaten Bogor, Kota Kupang, dan Kabupaten Muaro Jambi. Sebanyak 72 ibu dan anak balita menjadi sasaran awal program ini. 

Para kader tidak hanya memberikan edukasi tentang pola makan sehat, tetapi juga terlibat langsung dalam mencatat perubahan kebiasaan anak dan mendampingi proses adaptasi rasa anak terhadap makanan bergizi. 

Intervensi berupa pemberian bahan pangan bergizi juga menjadi bagian dari strategi untuk mendukung keberhasilan perubahan tersebut.

Menurut ahli gizi dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, Prof. Dr. Tria Astika Endah Permatasari, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah pemberian susu yang tepat pada anak. Banyak orang tua belum memahami bahwa susu dengan tambahan rasa seperti cokelat cenderung memiliki kandungan gula yang tinggi. 

“Hati-hati dengan susu UHT yang punya rasa tambahan. Kandungan gulanya bisa sangat tinggi,” ujarnya.

Program ini bukan tanpa tantangan. Seperti dijelaskan oleh Yuli Supriati dari YAICI, salah satu hambatan terbesar dalam mengentaskan stunting adalah mengubah pola makan yang sudah menjadi budaya. 

“Merubah kebiasaan itu tidak mudah, apalagi yang sudah turun-temurun. Karena itu pendekatan intensif seperti ini sangat dibutuhkan,” kata Yuli.

Baca Juga: Diduga Gelapkan Dana MBG Hampir Rp1 Miliar, Yayasan MBN: Uangnya Masih Ada di Dalam Rekening

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI