5 Cara Sederhana Biar Gak Jadi People Pleaser, Berdasarkan Psikologi!

Rabu, 14 Mei 2025 | 19:19 WIB
5 Cara Sederhana Biar Gak Jadi People Pleaser, Berdasarkan Psikologi!
Ilustrasi people pleaser. [Unsplash]

Suara.com - Kamu sering merasa bersalah saat bilang tidak dan selalu mengutamakan orang lain meski kamu sendiri kelelahan? Bisa jadi kamu masuk ke dalam kategori people pleaser.

Istilah ini merujuk pada orang yang cenderung mengorbankan diri sendiri demi menyenangkan orang lain, mendapatkan persetujuan, atau bahkan menghindari konflik.

Menurut Dr. Harold Bloomfield dalam bukunya Making Peace With Your Parents, people pleaser cenderung tumbuh dengan dorongan kuat untuk disukai dan diterima orang lain.

Kondisi ini bisa terjadi karena luka batin masa kecil. Akibatnya, mereka cenderung kesulitan menetapkan batasan dan merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan orang lain.

Meskipun menjadi pribadi yang peduli itu hal baik, terus-menerus mengorbankan diri sendiri justru dapat mengikis rasa percaya diri dan kebahagiaan.

Dikutip dari laman Your Tango, kebiasaan people pleaser ini bisa diubah secara perlahan lewat 5 langkah kecil yang efektif menurut psikologi berikut ini.

Ilustrasi cara berhenti menjadi people pleaser (Pexels/Keira Burton)
Ilustrasi cara berhenti menjadi people pleaser (Pexels/Keira Burton)

1. Refleksi pengalaman masa kecil

Cobalah melihat kembali pengalaman masa kecilmu. Apakah kamu terbiasa mengabaikan kebutuhan pribadi demi mendapatkan pujian atau perhatian?

Terapis menyarankan untuk menuliskan pengalaman masa kecilmu dalam jurnal atau membicarakannya dengan profesional.

Baca Juga: Ini Hal yang Akan Terjadi Saat Memperlakukan Buruk Orang Lain

Penelitian tahun 2022 menunjukkan bahwa people pleaser sering kali merupakan mekanisme bertahan hidup akibat trauma emosional.

Contoh kasus trauma emosional tersebut misalnya orang tua yang selalu menuntut dan tidak membiarkan anak mengekspresikan dirinya.

2. Evaluasi seberapa mudah kamu mengalah

Kamu merasa selalu setuju meski tidak nyaman? Coba buat daftar hal-hal yang sebenarnya penting untuk kamu dan mulai luangkan waktu untuk itu.

Diskusikan daftar ini dengan teman atau terapis untuk menjaga komitmenmu.

Riset dari University of Edinburgh mengungkap, saat orang mulai memprioritaskan dirinya, mereka jadi lebih berani membuat batasan dan menghindari situasi yang menguras emosi.

3. Belajar jujur dengan kebutuhan sendiri

Kamu tidak berkewajiban untuk memenuhi keinginan semua orang. Oleh karena itu, latih dirimu untuk menyampaikan batasan secara jujur namun lembut.

Hal ini bisa dilakukan dengen berkata, "Aku sebenarnya ingin bantu antar kamu ke bandara, tapi itu akan membuatku terlambat kerja. Mungkin bisa lain kali ya."

Langkah kecil seperti ini bisa membuatmu lebih nyaman berkata tidak, tanpa merasa bersalah atau takut dianggap egois.

4. Tetapkan tujuan dan mulai ubah pilihan

Mulailah dengan hal sederhana seperti melakukan tiga hal yang kamu sukai dalam sehari. Tuliskan niat tersebut dan tempelkan di tempat yang mudah terlihat.

Kebiasaan sederhana ini dapat membantu kamu lebih fokus pada kebutuhan diri sendiri daripada kebutuhan orang lain.

Sebuah studi tahun 2020 menemukan bahwa orang yang mulai fokus pada tujuannya sendiri akan merasa lebih percaya diri dan mampu menjaga batasan dalam hubungan sosialnya.

5. Bangun kepercayaan diri

Orang yang sering menyenangkan orang lain cenderung merasa bersalah saat menolak permintaan.

Namun, perlu diingat bahwa kamu berhak diperlakukan dengan hormat dan pantas mendapatkan kebahagiaan.

Terapis keluarga Darlene Lancer menyebut bahwa people pleaser bisa memberi rasa aman sesaat, tapi pada akhirnya akan menimbulkan konflik batin. 

People pleaser bisa saja berkata ya kepada orang lain, padahal ingin berkata sebaliknya. Hal ini tentu begitu melelahkan dan menguras emosi.

Meskipun tidak mudah, kamu bisa mulai lebih menegaskan kebutuhan diri kamu sendiri dengan cara yang tetap menghargai orang lain.

Reaksi orang mungkin tak selalu positif, bisa saja ada yang mencoba membuatmu merasa bersalah, tapi seiring waktu, kamu akan merasa lebih kuat, dan lebih damai.

Ingat, perubahan butuh proses, tapi kamu pantas hidup bebas dari tekanan untuk selalu menyenangkan orang lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI