Kondisi tanah yang sudah bersertifikat membuat Atalarik mantap perlahan-lahan membangun rumah idaman. Namun, seiring berjalannya waktu malah ia dirugikan.
"Jadi yang merasa tertipu itu siapa? Ini sistem yang bikin saya dirugikan dan kalah banget," ucapnya.
Proses pembongkaran rumah masih terus berjalan, hingga Atalarik berserah, namun tetap berusaha melakukan negosiasi terbaik bersama kuasa hukumnya.
Pihak PN Cibinong yang diwakili Eko Suharjono sebagai Panitera ikut angkat bicara terkait pembongkaran hunian di atas tanah sengketa tersebut.
Ia mengungkapkan bahwa apa yang saat ini sedang berlangsung itu murni dari permintaan penggugat yakni Dede Tasno. Sehingga pembongkaran tetap berjalan terus.
"Kami hanya menjalankan perkara dari putusan 162 antara Dede Tasno dan Atalarik," ungkap Eko Suharjono dikutip pada 16 Mei 2025.
Atalarik Merasa Terzalimi atas Tindakan Penggugat
![Kondisi rumah Atalarik Syach yang dieksekusi Pengadilan Negeri Cibinong pada Kamis, 15 Mei 2025. [Suara.com/Rena Pangesti]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/15/21869-kondisi-rumah-atalarik-syach-yang-dieksekusi.jpg)
Meskipun pihak Panitera PN Cibinong telah menyebutkan bahwa eksekusi merupakan keinginan penggugat, namun Atalarik sangat menyayangkan tindakan tiba-tiba membongkar tanpa diberitahu terlebih dahulu.
"Tidak ada pemberitaan ke saya. Dianggap kami ini binatang. Tidak ada surat untuk kami dan sekarang sudah dieksekusi," tutur Atalarik.
Apalagi Atalarik resmi membeli tanah sejak tahun 2000. Ia sangat kecewa terhadap perlakuan seperti sekarang.
Baca Juga: Ikut Adang Eksekusi Rumah Atalarik Syach yang Sengketa, Keponakan Sang Artis Diduga Dipukul Petugas
Terlebih lagi, sampai sekarang ia mengaku tidak pernah diberi kesempatan memperjuangkan harta yang dimilikinya tersebut.
"Tanah ini sudah dibeli dari tahun 2000. Saya bukan penipu, bukan penjahat. Nyari saya gampang. Tapi saya nggak diberi ruang untuk itu," ucapnya.
Sekarang, ayah satu anak ini merasa sangat terzalimi dengan perbuatan penggugat. Bahkan saat ia bertanya pada petugas yang melakukan pembongkaran, tidak ada yang mau jawab alias cuek.
"Saya lagi dizalimi, petugas namanya ditanyain satu-satu saja, nggak ada yang mau ngasih, bingung saya," imbuhnya.
Kontributor : Damayanti Kahyangan