Makna Emoji Tersenyum bagi Gen Z: Ternyata Bukan Tanda Ramah, tapi ...

Nur Khotimah Suara.Com
Selasa, 20 Mei 2025 | 15:53 WIB
Makna Emoji Tersenyum bagi Gen Z: Ternyata Bukan Tanda Ramah, tapi ...
Ilustrasi emoji tersenyum, emoji senyum. (Pexels/Count Chris)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menggunakan emoji saat berbalas chat merupakan hal yang lumrah dilakukan. Orang-orang pun biasanya memakai emoji sebagai gambaran sikap atau perasaan ketika berbincang melalui chat.

Salah satu emoji yang tersedia di semua aplikasi chat adalah emoji tersenyum (smiley face). Bagi banyak orang, emoji senyum mungkin berarti tanda ramah atau berbagai pernyataan dan sikap positif lainnya.

Tapi siapa sangka kalau Generasi Z alias Gen Z memiliki pandangan sendiri soal arti emoji tersenyum. Mereka ternyata tidak menganggap emoji senyum sebagai tanda sikap ramah atau hal positif lainnya. Lalu apa maknanya?

Arti Emoji Tersenyum bagi Gen Z

Ilustrasi emoji. [Unsplash/Emojisprout emojisprout.com]
Ilustrasi emoji tersenyum. [Unsplash/Emojisprout emojisprout.com]

Merangkum laman Wall Street Journal, Gen Z ternyata kerap menggunakan emoji tersenyum sebagai bentuk sarkasme. Bagi mereka emoji yang satu ini bisa diartikan sebagai senyum sindiran, bukan asli senyum ramah.

"Saya harus ingat bahwa mereka lebih tua, karena biasanya saya memakainya (emoji tersenyum) untuk sarkas," kata Gen Z bernama Hafeezat Bishi (21 tahun), dilansir dari Wall Street Journal pada Selasa, 20 Mei 2025.

"Emoji itu sangat banyak dan Gen Z bukanlah orang yang akan membuat semuanya simpel," lanjut Gen Z yang sekarang sedang magang di salah satu firma digital media di Brooklyn, New York, Amerika Serikat.

Jika menerima emoji tersenyum klasik saat berinteraksi, Gen Z menganggapnya sebagai sikap menggurui atau agresif pasif. Sedangkan bagi orang berusia di atas 30 tahun, emoji ini tak lebih dari tanda keramahan satu sama lain.

Perbedaan persepsi makna emoji tersenyum antara Gen Z dengan generasi di atasnya sering menimbulkan kesalahpahaman, menurut Erica Dhawan, penulis "Digital Body Language: How to Build Trust and Connection, No Matter the Distance".

Erica Dhawan menyebutkan bahwa orang berusia di atas 30 tahun umumnya menggunakan emoji untuk menyampaikan apa yang selalu disampaikan gambar. Misalnya, mereka menggunakan emoji sedih untuk mengambarkan emosi sedih.

Baca Juga: Dari Uang Saku ke Anggaran! Gimana Perjalanan Kemandirian Finansial Gen Z?

Sementara "penduduk digital" yang lebih muda mungkin menganggapnya memiliki makna sarkastik atau menggunakan untuk menggambarkan sikap yang sama sekali berbeda.

Contohnya, emoji tengkorak dan tulang bersilang berarti kematian atau bahaya bagi banyak orang dewasa. Tapi bagi banyak orang yang lebih muda, emoji ini berarti tertawa dengan sangat keras, seperti "Saya tertawa sangat keras, saya hampir mati."

Sejarah Emoji Tersenyum

Ilustrasi emoji ekspresi, apa itu anxiety (pixabay)
Ilustrasi emoji senyum. (pixabay)

Berdasarkan keterangan di berbagai sumber, emoji tersenyum (smiley face) yang kini begitu ikonik pertama kali muncul di Amerika Serikat pada tahun 1963.

Awalnya, sebuah perusahaan asuransi meminta seorang desainer grafis bernama Harvey Ross Ball untuk menciptakan simbol visual yang bisa membantu meredakan kecemasan di kalangan karyawannya.

Harvey pun merancang sebuah wajah tersenyum berbentuk lingkaran dengan latar kuning cerah, yang kemudian dikenal luas sebagai simbol keceriaan dan ketenangan.

Seiring waktu, emoji wajah tersenyum ini meraih popularitas besar dan menjadi bagian dari budaya hippie. Simbol tersebut mulai muncul di berbagai media seperti komik, sampul album musik, pakaian, hingga ditetapkan sebagai lambang Hari Senyum Sedunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI