Suara.com - Dalam Islam, berkurban pada momen Idul Adha merupakan ibadah yang sangat dianjurkan sebagai tanda ketaatan serta rasa syukur atas limpahan rahmat Allah SWT. Lantas, apakah benar hewan kurban bisa menjadi kendaraan di akhirat?
Para umat muslim mungkin pernah mendengar bahwa hewan kurban akan menjadi kendaraan bagi orang yang berkurban saat melewati shirath, yaitu sebuah jembatan menuju surga di akhirat.
Sebuah hadis yang menyebutkan hal ini memang beredar luas, namun banyak yang bertanya-tanya, benarkah hadis tersebut sahih dan dapat dijadikan pegangan?
Berikut adalah penjelasan terkait apakah benar hewan kurban jadi kendaraan di akhirat berdasarkan dalil yang melatarbelakanginya, seperti disadur dari muslim.or.id dan sumber lainnya.
Asal Usul Hadis Tentang Hewan Kurban Sebagai Kendaraan di Akhirat
Hadis yang kerap dijadikan pegangan untuk meyakini bahwa hewan kurban akan menjadi kendaraan di akhirat adalah sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra.
"Gemukkanlah hewan-hewan kurban kalian, karena sungguh hewan itu adalah kendaraan kalian saat melewati shirath kelak."
Selain itu ada pula hadis yang berbunyi:
"Perbaguslah hewan qurban kalian, karena dia akan menjadi tunggangan kalian melewati shirath."
Hadis ini tercantum dalam kitab Al-Firdaus karya Imam Ad-Dailami dan Musnad Al Firdaus. Namun, sanad atau rantai periwayatan hadis tersebut sangat lemah dan dipertanyakan keasliannya oleh banyak ulama.
Baca Juga: Niat dan Doa Menyembelih Hewan Kurban yang Benar Sesuai Islam
Beberapa ulama hadis ternama seperti Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, Imam As-Sakhawi, Imam Al-Suyuti, dan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani secara tegas menilai bahwa hadis tersebut tidak sahih, bahkan termasuk dalam kategori sangat lemah (dhaif).
Penilaian tersebut didasari oleh alasan-alasan berikut ini:
1. Kelemahan Perawi
Beberapa perawi hadis, termasuk Abdul Hamid bin Ibrahim Al Busyanji dan Yahya bin 'Ubaidillah, dinilai memiliki hafalan dan kejujuran yang lemah.
2. Sanad Tidak Mutawatir
Hadis ini hanya ditemukan dalam satu jalur periwayatan yang lemah dan tidak memiliki dukungan dari hadis shahih lain.
3. Hadis Tidak Terkenal
Ibnu Mulaqqin mengungkapkan bahwa hadis itu tidak ditemukan dengan sanad yang dapat dipercaya meskipun sudah mencarinya dengan sungguh-sungguh.
Syaikh Al-Albani juga menyatakan bahwa tidak ada asal-usul hadis ini dengan lafadz yang menyatakan hewan kurban menjadi tunggangan di akhirat.
Apakah Benar Hewan Kurban Menjadi Kendaraan Umat Muslim di Akhirat?
Hadis yang menyebut hewan kurban menjadi kendaraan di akhirat adalah hadis yang sangat lemah dan tidak bisa dijadikan dasar keyakinan. Para ulama telah menegaskan ketidakshahihan hadis ini.
Meski demikian, umat Islam tetap dianjurkan untuk berkurban dengan hewan terbaik sebagai bentuk ketaatan dan mendapatkan pahala yang besar.
Jika dimaknai secara tersirat, hadis tersebut bisa diartikan bahwa ibadah kurban bisa memberikan kemuliaan bagi orang yang berkurban di akhirat karena pahalanya yang besar.
Keutamaan Ibadah Kurban
Sebagai salah satu ibadah tahunan yang dianjurkan, kurban memiliki beberapa keutamaan, yaitu:
1. Kurban adalah Sunah Mu'akkadah
Berkurban sangat dianjurkan bagi yang mampu, sebagai bentuk ketaatan dan penghambaan kepada Allah, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yang berkurban setiap tahun.
2. Mendekatkan Diri kepada Allah
Kurban adalah sarana mendekatkan diri kepada Allah dan menunjukkan pengorbanan yang tulus.
3. Memberikan Hewan Terbaik Sebagai Sunnah
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menafsirkan hadis yang lemah ini sebagai anjuran bagi umat Islam untuk berkurban dengan hewan yang berkualitas terbaik. Dengan demikian, ibadah kurban menjadi lebih bermakna.
4. Menjadi Pahala yang Besar
Nabi Muhammad SAW bersabda yang diriwayatkan Imam Ahmad, bahwa siapa yang mampu berkurban tapi tidak melakukannya, jangan mendekati tempat salat Nabi. Ini menunjukkan betapa penting dan mulianya ibadah kurban.
Demikianlah penjelasan terkait apakah benar hewan kurban menjadi kendaraan di akhirat. Semoga bermanfaat.
Kontributor : Dini Sukmaningtyas