Suara.com - Seperti apa tata cara pelaksanaan ibadah haji yang lengkap? Sembari mempersiapkan mental dan finansial, tak ada salahnya untuk mengetahui rangkaian ibadah haji.
Ibadah haji itu sendiri merupakan salah satu rukun Islam kelima yang menjadi penyempurna empat rukun islam sebelumnya.
Dalam agama Islam, ibadah haji memiliki hukum wajib bagi yang mampu.
Tak hanya secara financial, seseorang juga harus mampu fisik lantaran tata cara pelaksanaan ibadah haji itu mengandalkan tubuh yang prima.
Selama menjalani ibadah haji, umat Islam perlu mengikuti tata cara yang sudah ditetapkan.
Berikut akan dijelaskan tata cara pelaksanaan ibadah haji yang lengkap mulai dari ihram hingga selesai.
1. Ihram dari Miqat yang Telah Ditentukan
Ihram adalah langkah awal dalam ibadah haji, yaitu niat memasuki ibadah haji dengan mengenakan pakaian ihram dan membaca talbiyah.
Miqat adalah batas waktu dan tempat yang telah ditentukan untuk memulai ihram.
Sebelum ihram, disunnahkan untuk mandi, berwudhu, dan melaksanakan salat sunnah ihram.
Baca Juga: Serangan Jantung Jadi Penyebab Terbanyak Kematian Jemaah Haji RI di Tanah Suci
Setelah itu, jamaah mengucapkan niat haji dan membaca talbiyah
"Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, laa syarika lak."
2. Wukuf di Arafah
Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang paling utama, dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah dari waktu tergelincirnya matahari hingga terbenam.
Selama wukuf, jamaah disunnahkan untuk berzikir, berdoa, dan mendengarkan khutbah wukuf. Wukuf merupakan momen penting untuk memohon ampunan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3. Mabit di Muzdalifah
Setelah wukuf, jamaah menuju Muzdalifah untuk mabit (bermalam) hingga menjelang subuh. Di Muzdalifah, jamaah mengumpulkan batu kerikil sebanyak 49 atau 70 butir yang akan digunakan untuk lempar jumrah di Mina.
Mabit di Muzdalifah merupakan bagian dari wajib haji yang harus dilaksanakan Jamaah yang tidak bermalam di Mina harus membayar, kecuali jika mengalami udzur tertentu.
4. Lempar Jumrah Aqabah
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah melontar Jumrah Aqabah di Mina dengan melemparkan tujuh batu kerikil ke arah tiang jumrah.
Lempar jumrah merupakan simbol penolakan terhadap godaan setan, meneladani kisah Nabi Ibrahim AS. Penyembelihan hewan kurban jamaah haji bisa menyembelih hewan kurban.
5. Tahallul Awal
Setelah lempar Jumrah Aqabah, jamaah akah melakukan tahallul awal dengan mencukur atau memotong sebagian rambut.
Dengan tahallul awal, sebagian larangan ihram menjadi gugur, kecuali larangan berhubungan suami istri dan akad nikah
6. Thawaf Ifadah
Thawaf Ifadah adalah rukun haji yang dilakukan dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali.
Thawaf ini dilakukan setelah tahallul awal dan merupakan tanda masuknya jamaah ke fase akhir dalam prosesi haji.
7. Sa’i antara Shafa dan Marwah
Setelah Thawaf Ifadah, jamaah melaksanakan Sa’i, yaitu berjalan bolak-balik sebanyak tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah.
Sa’i merupakan rukun haji yang meneladani perjuangan Siti Hajar dalam mencari air untuk putranya, Ismail AS.
8. Tahallul Akhir
Tata cara pelaksanaan ibadah haji berikutnya adalah Sa’i. Di sini, jamaah melakukan tahallul akhir dengan mencukur atau memotong rambut.
Dengan tahallul akhir, semua larangan ihram menjadi gugur, dan jamaah kembali ke keadaan semula.
9. Mabit di Mina
Jamaah kembali ke Mina untuk mabit pada malam-malam tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Selama di Mina, jamaah akan melakukan lempar tiga jumrah (Ula, Wustha, dan Aqabah) setiap hari dengan masing-masing tujuh batu kerikil. Mabit di Mina merupakan bagian dari wajib haji yang harus dilaksanakan.
10. Thawaf Wada
Sebelum meninggalkan Makkah, jamaah akan melaksanakan Thawaf Wada sebagai perpisahan dengan Baitullah.
Thawaf ini dilakukan dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali dan merupakan wajib haji bagi yang akan meninggalkan Makkah.
Demikian penjelasan tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji lengkap dari mulai ihram hingga thawaf wada.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri