Suara.com - Lansia cenderung lebih rentan terhadap cedera akibat terjatuh, tersandung, atau kesulitan bergerak karena keterbatasan penglihatan, pendengaran, atau kekuatan fisik. Oleh karena itu, rumah tempat tinggal mereka harus dirancang secara khusus agar mendukung kenyamanan sekaligus memberikan rasa aman dalam beraktivitas sehari-hari.
Salah satu prinsip utama dalam desain rumah untuk lansia adalah kemudahan akses. Hal ini mencakup segala aspek mulai dari kemudahan berpindah antar-ruangan, aman dari risiko terjatuh, hingga kemampuan menjangkau perabot atau fasilitas tanpa perlu mengeluarkan tenaga berlebih.
Dengan desain yang tepat, rumah bukan hanya menjadi tempat tinggal, tapi juga menjadi ruang aman yang mendukung kemandirian lansia dalam menjalani hari-hari mereka.
Lalu, apa saja tips mendesain rumah yang aman untuk lansia? Simak inilah selengkapnya.
Tips Desain Rumah yang Aman untuk Lansia
1. Desain Tanpa Hambatan (Barrier-Free Design)
Desain tanpa hambatan adalah konsep utama dalam menciptakan rumah yang ramah lansia. Hal ini membuat semua ruangan harus mudah diakses tanpa perlu naik-turun tangga atau melewati ambang pintu yang tinggi. Jika memungkinkan, gunakan desain rumah satu lantai untuk menghindari penggunaan tangga sama sekali.
Jika rumah bertingkat, sebaiknya pasang lift rumah kecil atau tangga landai dengan pegangan di kedua sisi. Hindari membuat lantai dengan level yang tinggi, seperti perbedaan ketinggian antar-ruang karena itu bisa menyebabkan tersandung.
2. Pintu dan Lorong Lebar
Pastikan semua pintu dan lorong cukup lebar agar dapat dilewati dengan kursi roda atau alat bantu jalan. Lebar minimal pintu sebaiknya 80 cm dan lorong minimal 90 cm.
Baca Juga: 5 Tips Desain Interior Rumah Subsidi Minimalis, Terasa Lebih Luas Tapi Hemat Biaya
Penggunaan pintu geser atau pintu engsel dapat membuat pintu lebih mudah dibuka, terutama bagi lansia yang memiliki keterbatasan kekuatan tangan.
![Ilustrasi rumah minimalis [Unsplash/Alexandra Gorn]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/09/18/26755-ilustrasi-rumah-minimalis-unsplashalexandra-gorn.jpg)
3. Lantai Aman dan Tidak Licin
Lantai yang aman adalah lantai yang rata, tidak licin, dan tidak mudah membuat tersandung. Memilih bahan lantai seperti vinyl bertekstur atau keramik anti-slip, terutama di area dapur dan kamar mandi dapat menjadi solusi. Hindari penggunaan karpet kecil atau permadani yang mudah tergelincir.
Jika ingin menggunakan karpet sebagai elemen estetika, pastikan karpet direkatkan kuat atau memiliki alas anti-slip agar tidak bergeser saat diinjak.
4. Pencahayaan yang Merata dan Terang
Kemampuan penglihatan lansia sering kali menurun, sehingga pencahayaan menjadi aspek penting dalam desain rumah. Pastikan semua ruangan memiliki pencahayaan yang cukup, terutama di area rawan seperti tangga, lorong, kamar mandi, dan dapur. Gunakan lampu dengan intensitas terang namun tidak menyilaukan.
Lampu dengan sensor gerak sangat disarankan untuk dipasang di koridor atau kamar mandi agar menyala otomatis saat ada aktivitas.
5. Kamar Mandi yang Aman dan Nyaman
Kamar mandi adalah area paling berisiko untuk lansia. Oleh karena itu, desain kamar mandi harus selalu diperhatikan. Gunakan lantai anti-slip, pasang pegangan tangan atau grab bar di dekat toilet dan area shower dan pastikan ada kursi mandi jika diperlukan. Toilet sebaiknya memiliki ketinggian standar lansia agar mudah diduduki dan ditinggalkan.
Jika menggunakan shower, buatlah shower tanpa ambang atau walk-in shower agar tidak perlu melangkah tinggi untuk masuk.
6. Aksesibilitas di Dapur
Dapur juga harus dirancang agar mudah dijangkau dan digunakan. Simpan barang-barang yang sering digunakan di tempat yang mudah dijangkau, tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hindari desain kabinet yang membutuhkan banyak jongkok atau jangkauan tinggi.
Kompor listrik dengan fitur keamanan otomatis bisa menjadi pilihan terbaik dibandingkan kompor gas. Pastikan juga ada ruang yang cukup untuk pergerakan, terutama jika menggunakan kursi roda atau alat bantu lainnya.
7. Furnitur Ergonomis dan Stabil
Pilih perabotan yang memiliki tinggi dudukan ideal, tidak terlalu rendah atau tinggi, agar memudahkan proses duduk dan berdiri. Kursi dengan sandaran tangan sangat membantu lansia dalam menjaga keseimbangan. Hindari furnitur dengan sudut tajam atau yang mudah bergeser. Letakkan perabot dengan cukup ruang di sekelilingnya agar pergerakan tidak terhalang.
8. Tangga dan Pegangan Tangan
Jika rumah memiliki tangga, pastikan setiap anak tangga memiliki ukuran seragam, tidak terlalu tinggi, dan diberi lapisan anti-slip. Pegangan tangan harus tersedia di kedua sisi tangga dan dirancang agar nyaman digenggam.
Untuk kamar mandi, dapur, dan lorong panjang, pemasangan handrail (pegangan tangan tambahan) juga sangat dianjurkan.

9. Teknologi Pendukung dan Keamanan
Pemasangan teknologi rumah pintar bisa sangat membantu lansia. Misalnya, sistem alarm darurat, tombol panic button, detektor asap dan gas, hingga kamera keamanan yang dapat dipantau oleh anggota keluarga. Ini membantu lansia tetap merasa aman meski tinggal sendiri. Gunakan bel pintu dengan interkom visual agar lansia dapat melihat siapa yang datang tanpa harus langsung membuka pintu.
10. Akses ke Area Luar Rumah
Desain rumah yang aman juga mencakup akses ke area luar seperti taman atau teras. Buat jalur jalan yang rata dan cukup lebar, tanpa batu-batuan lepas yang bisa menyebabkan tersandung. Sediakan kursi santai dan pencahayaan luar ruangan yang cukup agar lansia bisa menikmati udara segar dengan nyaman.
Dengan memastikan bahwa setiap sudut rumah ramah lansia mulai dari akses tanpa hambatan, pencahayaan yang baik, hingga kamar mandi yang aman, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mendukung kehidupan lansia ke depannya.
Kontributor : Dea Nabila