Rahasia Suplemen Omega-3: Benarkah Turunkan Risiko Stroke Hingga 25 Persen?

Muhammad Yunus Suara.Com
Jum'at, 25 Juli 2025 | 16:05 WIB
Rahasia Suplemen Omega-3: Benarkah Turunkan Risiko Stroke Hingga 25 Persen?
Berbagai makanan yang mengandung asam lemak omega 3. (Shutterstock)

Suara.com - Di dunia kesehatan dan kebugaran yang kian ramai, suplemen Omega 3 telah menjadi primadona.

Diiklankan sebagai nutrisi esensial untuk otak dan jantung, kapsul minyak ikan ini memenuhi rak-rak apotek dan menjadi bagian dari rutinitas harian banyak anak muda yang sadar kesehatan.

Salah satu klaim yang paling menonjol adalah kemampuannya menurunkan risiko stroke secara signifikan.

Sebuah klaim beredar bahwa konsumsi rutin Omega-3 bisa memangkas risiko stroke hingga 25 persen.

Angka yang fantastis, namun benarkah didukung oleh sains, atau sekadar strategi pemasaran? Mari kita kupas tuntas rahasia di balik asam lemak esensial ini.

Membedah Klaim: Apa Kata Studi Terbaru?

Klaim penurunan risiko stroke yang signifikan bukanlah isapan jempol belaka.

Klaim ini didasarkan pada berbagai penelitian dan meta-analisis berskala besar yang mengamati hubungan antara asupan asam lemak omega-3, terutama EPA (eicosapentaenoic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid), dengan kesehatan kardiovaskular.

Studi menunjukkan bahwa manfaat utama Omega-3 terletak pada kemampuannya untuk mencegah stroke iskemik, yaitu jenis stroke yang paling umum terjadi (sekitar 87% kasus) akibat penyumbatan pembuluh darah ke otak.

Baca Juga: Diam-Diam Mematikan: Bagaimana TCD Bisa Mengungkap Risiko Stroke Sebelum Terlambat

Mekanismenya pun cukup jelas:

- Mengurangi Peradangan

Omega-3 memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat, membantu menjaga kesehatan dinding pembuluh darah dan mencegah pembentukan plak aterosklerosis yang bisa menyumbat arteri.

- Mencegah Pembekuan Darah

Asam lemak ini membantu mengurangi agregasi trombosit, yaitu proses di mana keping darah saling menempel dan membentuk gumpalan. Gumpalan inilah yang menjadi biang keladi stroke iskemik.

- Menurunkan Trigliserida

Tingkat trigliserida (lemak dalam darah) yang tinggi adalah faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke. Omega-3 terbukti secara klinis sangat efektif dalam menurunkan kadar trigliserida.

"Asam lemak omega-3 membantu menjaga elastisitas pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah, yang keduanya merupakan faktor penting dalam pencegahan stroke."

Namun, penting untuk dicatat, manfaat ini tidak berlaku sama untuk stroke hemoragik (akibat pecahnya pembuluh darah di otak).

Bahkan, konsumsi dosis sangat tinggi secara teori bisa sedikit meningkatkan risiko perdarahan, meski penelitian lebih lanjut masih diperlukan.

Jadi, meskipun angka "25%" mungkin merupakan hasil dari studi spesifik dengan populasi dan dosis tertentu, konsensus ilmiah secara luas mendukung bahwa asupan Omega-3 yang cukup memang berperan vital dalam menurunkan risiko stroke iskemik.

Bukan Sekadar Stroke: Manfaat Holistik untuk Jantung dan Otak

Fokus pada stroke saja akan meremehkan kehebatan Omega-3. Manfaatnya jauh lebih luas, menjadikannya investasi kesehatan jangka panjang yang sangat berharga, terutama bagi generasi milenial yang aktif.

- Untuk Kesehatan Jantung

Selain mencegah stroke, Omega-3 membantu menjaga ritme jantung tetap normal, mengurangi risiko aritmia (detak jantung tidak teratur) yang bisa berakibat fatal.

American Heart Association (AHA) secara eksplisit merekomendasikan konsumsi ikan berlemak (sumber utama Omega-3) setidaknya dua kali seminggu.

- Untuk Kesehatan Otak dan Kognitif

Otak kita secara harfiah dibangun dari lemak, dan DHA adalah salah satu komponen struktural utamanya. Asupan DHA yang cukup sangat krusial untuk:

Memori dan Pembelajaran: Menjaga fluiditas membran sel otak, yang penting untuk transmisi sinyal saraf.

Kesehatan Mental: Beberapa studi mengaitkan kadar Omega-3 yang rendah dengan peningkatan risiko depresi.

Mencegah Penurunan Kognitif: Melindungi otak dari penuaan dan kerusakan oksidatif.

Saran Dokter: Suplemen vs. Makanan Alami

Pertanyaan selanjutnya: haruskah kita langsung membeli suplemen? Mayoritas ahli kesehatan dan dokter sepakat pada satu hal: prioritaskan sumber makanan alami.

"Tidak ada suplemen yang bisa menggantikan manfaat nutrisi dari makanan utuh," adalah pandangan umum di kalangan medis. Tubuh menyerap nutrisi lebih baik dari makanan karena adanya sinergi dengan vitamin dan mineral lain.

Sumber Omega-3 Alami Terbaik:

Ikan Berlemak: Salmon, makarel, sarden, tuna, dan herring.

Sumber Nabati: Biji chia (chia seeds), biji rami (flaxseeds), dan kacang kenari (walnuts).

Kapan Suplemen Diperlukan?

Suplemen Omega-3 menjadi pilihan yang bijak jika Anda:

Tidak suka atau alergi ikan.

Memiliki riwayat penyakit jantung atau kadar trigliserida yang sangat tinggi, di mana dosis terapeutik diperlukan atas anjuran dokter.

Seorang vegetarian atau vegan yang kesulitan mendapatkan cukup EPA dan DHA.

Jika memilih suplemen, perhatikan dosis EPA dan DHA pada label, bukan hanya total minyak ikan. Untuk kesehatan umum, dosis 250-500 mg kombinasi EPA dan DHA per hari sudah cukup. Selalu pilih produk yang teruji bebas dari logam berat seperti merkuri dan telah terdaftar di BPOM.

Perisai Penting

Jadi, benarkah suplemen Omega-3 dapat menurunkan risiko stroke? Bukti ilmiah yang ada sangat mendukung peran pentingnya, terutama dalam mencegah stroke iskemik.

Namun, Omega-3 bukanlah "peluru perak" yang bekerja sendiri.

Ia adalah bagian dari benteng pertahanan yang Anda bangun melalui gaya hidup sehat secara keseluruhan.

Anggaplah Omega-3 sebagai perisai penting yang bekerja optimal saat dipadukan dengan pola makan seimbang, olahraga teratur, dan manajemen stres yang baik.

Pilihan antara sumber alami dan suplemen harus didasarkan pada kebutuhan pribadi, dan idealnya, setelah berkonsultasi dengan dokter Anda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI